Rabu 30 Dec 2015 13:00 WIB

BTN Yakin Laba Lebih dari 61 Persen

Red: operator

REPUBLIKA.CO.IDBTN Yakin Laba Lebih dari 61 Persen

JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan perolehan laba bersih sampai akhir 2015 tumbuh di atas 61 persen. Hingga Oktober 2015, BTN membukukan laba bersih senilai Rp 1,6 triliun atau tumbuh 61 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Laba kita kuartal ketiga tumbuh 61 persen, pasti kuartal keempat di atas 61 persen," ujar Direktur Utama BTN Maryono saat diskusi bersama media di Jakarta, Selasa (29/12). Menurut Maryono, BTN bisa lebih maju dibandingkan bank-bank yang lain karena BTN telah melakukan transformasi terlebih dahulu.

Transformasi yang dilakukan, antara lain, pertama, BTN berkonsentrasi bisnisnya dalam pembiayaan perumahan. Kedua, BTN meningkatkan pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi (IT). Ketiga, BTN melakukan perubahan cara berbisnis dengan melakukan transformasi di human capital (SDM).

BTN juga telah membentuk lembaga Housing Finance Center untuk mengembangkan dan meningkatkan kapasitas SDM serta mengubah corporate culture perusahaan. "Kita juga ingin meningkatkan human capital, supaya kemampuan human capital kita bisa mengimbangi persaingan ke depan dengan adanya MEA," katanya.

Maryono menyebutkan, kinerja perusahaan per Oktober 2015 terbilang tumbuh cukup signifikan.  Per Oktober 2015, aset BTN tercatat sebesar Rp 167 triliun atau naik 17,58 persen (yoy). Total kredit yang disalurkan sebesar Rp 135 triliun atau tumbuh 19 persen (yoy). Sedangkan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 121,7 triliun atau naik 18 persen (yoy).

Laba bersih BTN tercatat sebesar Rp 1,6 triliun atau naik 61 persen. Posisi rasio kecukupan modal (CAR) di kisaran 16-17 persen, margin bunga bersih (net interest margin) pada posisi 4,8-4,9 persen, dan return of equity (ROE) sebesar 15-16 persen.

Kemudian, pada 2016, pertumbuhan aset ditargetkan pada kisaran 18-20 persen. Laba bersih akan naik di atas 25 persen. Kemudian, DPK diproyeksikan tumbuh di atas 12 persen serta penyaluran kredit tumbuh di kisaran 18-20 persen.

Pada 2016, BTN juga akan lebih berkonsentrasi untuk penghimpunan dana murah, terutama tabungan. BTN juga akan masuk pendanaan korporasi yang bersifat low cost. Sebab, Maryono menilai, banyak lembaga BUMN atau dana pensiun yang dana APBN-nya besar sehingga menjadi potensi bagi BTN untuk mengelola dana tersebut.

Target NPL

BTN menargetkan posisi rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross pada tahun ini di bawah 3,5 persen. Per September 2015, posisi NPL gross Bank BTN di level 4,5 persen. Posisi NPL tersebut turun cukup signifikan dibandingkan posisi pada September 2014 di level 4,85 persen.

Maryono mengatakan, meskipun penyaluran kredit BTN terbilang cukup ekspansif, perusahaan tetap berusaha menjaga kualitas kredit. BTN menargetkan posisi NPL akan berada di bawah 3,5 persen pada akhir 2015.  "NPL kita sudah mulai turun terus. Kita perkirakan akhir tahun ini di bawah 3,5 persen, di kisaran itu. Dengan pertumbuhan kredit yang pesat, kita terus jaga kualitas kredit sedini mungkin," kata Maryono. ed: muhammad iqbal 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement