Sabtu 11 Oct 2014 21:30 WIB

Iklim Investasi Perlu Dijaga

Red: operator

BI siapkan sejumlah instrumen investasi untuk mengurangi risiko pembalikan modal.

JAKARTA -- Pasar keuangan nasional dinilai masih rentan untuk menghadapi risiko sentimen global yang diperkirakan menguat tahun depan.

Karena kondisi tersebut, kebijakan yang ramah terhadap investasi dinilai perlu diperkuat untuk menahan pembalikan modal atau capital reversal.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityas wara mengatakan, BI harus menjaga kecukupan dolar di pasar karena pasar keuangan Tanah Air belum dalam. Kondisi pasar keuangan dinilai belum tangguh menghadapi sentimen global.

Nilai transaksi pasar valas Tanah Air tercatat baru mencapai 5 miliar dolar AS per hari. Angka tersebut masih kalah jauh dari pasar valas Singapura yang mencapai 300 miliar dolar AS per hari. Dengan nilai tran saksi tersebut, ketersediaan dolar di pasar belum mencukupi kebutuhan dalam negeri yang digunakan antara lain, untuk pembayaran utang luar negeri dan transaksi ekspor-impor.

Dangkalnya pasar keuangan nasional membuat sentimen global, seperti rencana kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, the Fed Fund Rate, menghantam nilai tukar rupiah. Meskipun pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS juga terjadi pada sejumlah mata uang seperti bath dan yen.

Mirza memperkirakan tahun depan AS akan meningkatkan suku bunga.Pada akhir 2015, suku bunga di AS diperkirakan dinaikkan menjadi 1,4 persen dari saat ini hanya 0,25 persen. Tingkat suku bunga akan terus dinaikkan hingga akhir 2016, yakni antara 2,5 persen-2,8 persen.

Dengan rencana tersebut, tantangan pasar modal nasional dinilai akan cukup berat tahun depan. Pembalikan modal membayangi pasar modal Tanah Air. "Pemerintahan baru harus mengeluarkan kebijakan yang proinvestasi untuk mengendalikan situasi. Yang jelas tantangannya tidak ringan," ujar Mirza di Jakarta, Jumat (10/10).

Meski demikian, BI sudah menyiapkan sejumlah instrumen investasi untuk mengurangi risiko kerentanan pembalikan modal atau capital reversal. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, pihaknya telah meluncurkan sejumlah instrumen baru untuk mendukung pasar keuangan, antara lain, swap valas dan swap valas syariah.

Bank sentral juga menerbitkan aturan lindung nilai yang menyesuaikan kebutuhan pasar. Jangka waktu perpanjangan transaksi swap lindung nilai kepada BI lebih variatif, yakni tiga bulan, enam bulan, dan 12 bulan. Aturan lindung nilai juga ditawarkan untuk badan usaha milik negara (BUMN).

Sementara itu, Menteri Koor dinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menambahkan kemerosotan nilai tukar rupiah dan saham perlu disikapi secara wajar. "Ada yang karena persepsi, fundamental, dan karena sudah terlalu murah juga, makanya harus naik. Jadi, jangan membuat sesuatu itu seolah-olah difokuskan karena masalah politik seluruhnya,"

katanya. rep:meiliani fauziah ed: nur aini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement