Senin 30 Jun 2014 16:55 WIB

BEI Waspadai Dana Asing Keluar

Red:

JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan defisit perdagangan yang tidak terkendali akan mendorong keluarnya dana asing. Aksi lepas saham, seperti yang pernah terjadi pada Mei 2013, akan terulang. "Pemerintah harus perhatian karena dampaknya (defisit) ke mana-mana," ujar Direktur Utama BEI Ito Warsito di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Pada Mei 2013 terjadi aksi lepas saham besar-besaran oleh investor asing. Hal itu didorong oleh defisit neraca perdagangan yang tiba-tiba membengkak menjadi 1,6 miliar dolar AS. Padahal, dampak dari tapering off oleh bank sentral AS sudah mulai surut.

Pelemahan nilai tukar rupiah,dinilai menjadi insentif bagi investor asing untuk masuk ke Indonesia. Tertekannya rupiah membuat harga saham jika dikonversi ke dolar, akan lebih murah.

Namun demikian, masuknya investor asing tetap melihat fundamental ekonomi nasional. Jika defisit semakin melebar, investor asing bakal ogah masuk ke pasar modal nasional.

Sentimen defisit dan aksi ambil untung membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 27,28 poin. Pada perdagangan akhir pekan, IHSG ditutup melemah 0,56 persen ke level 4.845,13.

Indeks sempat menguat pada awal perdagangan sebelum ditutup negatif pascaaksi ambil untuk investor. Pelemahan IHSG juga didorong oleh negatifnya perdagangan bursa regional. Bursa Nikkei ditutup turun 1,39 persem pada level 15.095. Bursa Hang Seng turun 0,06 persen pada level 22.866,70. Sedangkan, Straits Times bergerak menguat 0,27 persen pada level 3.269,28.

Sepanjang perdagangan, transaksi yang terjadi tercatat sebesar Rp 4,06 triliun. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp 214,63 miliar. "Sektor infrastruktur dan keuangan menjadi penyebab indeks akhir pekan tertekan," kata analis Asia Financial Network Agus Susanto.

Selain itu, nilai tukar rupiah ikut mengalami pelemahan. Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp 12.103 per dolar AS pada Jumat (27/6). Nilai ini turun dibandingkan akhir pekan sebelumnya, Jumat (20/6), sebesar Rp 11.967 per dolar AS.

"IHSG BEI kembali melemah dan masih berada dalam fase konsolidasi menyusul minimnya sentimen positif dari dalam negeri sehingga pergerakannya cenderung mengikuti bursa saham regional yang berada di area negatif," ujar Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya.

Ia berharap indeks BEI dapat keluar dari area konsolidasi menjelang akan dirilisnya beberapa data perekonomian Indonesia pada 1 Juli 2014.rep:friska yolandha/antara ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement