Rabu 06 Aug 2014 12:00 WIB

Konsumsi Pemerintah Tumbuh Minus

Red:

JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarakan kenaikan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2014 dibandingkan kuartal I 2014 mencapai 2,47 persen (qoq). Angka ini apabila dibandingkan dengan kuartal sama 2013 mengalami pertumbuhan 5,12 persen (yoy). Meski demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) menilai capaian ini merupakan yang terendah sejak 2009.

"Secara yoy, terendah sejak 2009," ujar Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto, di kantor pusat BPS, Jakarta, Selasa (5/8). "Jadi, yang kali ini memang terendah sejak 2009. Kalau 2009 beda karena saat itu tengah krisis," katanya melanjutkan.

Pada saat itu, jelas Suhariyanto, Indonesia dalam pengaruh krisis ekonomi global. Pada 2009, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh di kisaran empat persen.

Setelah melewati 2009, perekonomian Indonesia mulai pulih dan mampu mencetak pertumbuhan di atas enam persen. Namun, ekonomi kembali melambat memasuki 2013 dengan catatan pertumbuhan 5,78 persen.

Kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia Semester I 2014 dibandingkan periode sama 2013 mengalami pertumbuhan 5,17 persen. Menurut data BPS, pertumbuhan ini didukung komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,59 persen dan pembetukan modal tetap bruto (tumbuh 4,53 persen).

Namun, beberapa komponen pengeluaran PDB yang lain mengalami konstraksi pertumbuhan, termasuk di antaranya komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (minus 0, 71 persen) dan ekspor barang dan jasa (minus 1,04 persen).

"Konsumsi pemerintah untuk pertama kalinya minus 0,7 karena belanja barang negatif, belanja pegawai negatif, dan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) positif," ujarnya.

Selain itu, minusnya konsumsi pemerintah juga didorong terlambatnya pemberian gaji ke-13 dan tingginya subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Tahun ini, gaji ke-13 dibayarkan terlambat, penuhnya pada Juli. Sedangkan tahun lalu, gaji tersebut dibayarkan bertahap, pada Juni dan Juli. Hal ini penerimaan negara (PDB). "Porsi konsumsi paling besar di pegawai, kontribusinya 5,18 persen," kata Suharyanto.

Sedangkan, subsidi BBM cukup berpengaruh dalam belanja barang. Sejak Januari hingga Juli, defisit belanja migas sebesar 1,1 miliar dolar AS. Ketika terjadi pengetatan belanja pemerintah sebesar Rp 43 triliun, semua kementerian/lembaga (K/L) secara prsikologis tidak leluasa membelanjakan anggaran.

Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Selasa (5/8). IHSG menguat 0,07 persen ke level 5.123,07.

Namun, penguatan itu hanya sementara. Indeks melemah 0,25 persen atau 12,62 poin pada pukul 09.47 ke level 5.106,63.

Analis Asia Financial Network, Agus Susanto, mengatakan, indeks bergerak fluktuatif pada sepanjang perdagangan dengan peluang menguat. "Investor menunggu pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Agus, Selasa (5/8).

Sentimen positif penguatan bursa global juga diharapkan mampu mendorong penguatan IHSG. Pagi ini, bursa Asia mayoritas menguat meskipun tipis menunggu pembahasan kebijakan bank sentral Jepang dan Australia.

Wall Street rebound setelah dalam empat perdagangan terakhir selalu berakhir pada teritori negatif dan diwarnai aksi jual yang signifikan. Penguatan ini seiring dengan kinerja emitennya yang membukukan laba bersih di atas ekspektasi.

Indeks Dow Jones naik 0,46 persen pada level 16.659,28. Nasdaq menguat 0,72 persen ke level 4.383,89. S&P 500 menguat 0,72 persen pada level 1.939,89.

Sementara, indeks Nikkei bergerak naik 0,01 persen. FTSE turun 0,02 persen dan DAX terkoreksi 0,61 persen. n red: meiliani fauziah, friska yolandha ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement