Jumat 22 Aug 2014 12:00 WIB

STT Terpadu Nurul Fikri Gelar Dies Natalis Kedua

Red:

Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Terpadu Nurul Fikri menggelar dies natalis kedua, Rabu (13/8). Memperingati hari jadinya, digelar diskusi bersama Prof Dr Ing Kalamullah Ramli (dirjen PPI Kemenkominfo) dan Dr Warsito P Taruno (penemu alat deteksi kanker berbasis Tomografi).

Selain itu, hadir Sekretaris Pelaksana Kopertis IV Dr Subahi Idris MSc dan Dr Prihandoko (pakar pendidikan ilmu komputer). Diskusi ini akan diikuti kepala sekolah dan guru SMA/SMK/MA se-kawasan Jabodetabek.

Kalamullah Ramli menyampaikan, layanan IT sebagai penopang utama industri ekonomi kreatif memberikan sumbangan yang cukup signifikan sebesar tujuh persen dari PDB Indonesia. "Karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi tak hanya mendorong pengembangan internet yang sehat dan aman, melainkan juga produktif dan kreatif," paparnya.

Ramli berpesan jangan sampai masyarakat Indonesia justru menjadi korban dari perkembangan TI, misal, dengan maraknya pornografi atau judi online.

Penemu alat deteksi kanker berbasis tomografi Warsito P Taruno menantang civitas akademika STT Nurul Fikri untuk memelopori berbagai terobosan dengan optimalisasi TI.

"Dua puluh tahun lalu saya membantu Bimbingan Belajar Nurul Fikri menerjemahkan soal-soal ujian masuk perguruan tinggi Jepang. Antara lain, yang paling sulit adalah persamaan Laplace. Kini, saya berdiskusi di depan civitas akademika STT Nurul Fikri, menegaskan bahwa persamaan rumit itu telah memicu penemuan alat scanning 4 dimensi (ECVT). Alat itu telah dipatenkan secara internasional dan digunakan Departemen Energi AS (mengecek kebocoran pipa minyak) dan NASA (menguji keretakan dalam pesawat ulang-alik angkasa)," papar Warsito dalam kuliah umumnya.

STT Terpadu Nurul Fikri selain memberikan bekal ilmu teknologi juga membekali mahasiswanya dengan bekal ilmu Islami. Selain itu, kegiatan kepadulian terhadap dhuafa juga digencarkan. "Kami juga menyelenggarakan pelatihan TI gratis kepada mahasiswa miskin dan dhuafa bekerja sama dengan Lazis PLN. Mereka dididik secara intensif dan berhak mendapat sertifikat kompetensi berstandar nasional," ungkap Masagus Hendri, pembantu ketua III STT NF.  ed: hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement