Jumat 18 Dec 2015 14:00 WIB

Ibumu, Ibumu, Ibumu, Kemudian Bapakmu

Red:
Hari Ibu (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Hari Ibu (Ilustrasi)

Kasih ibu hadir sepanjang masa. Bahkan tak akan terbalas oleh anak–anaknya, apa yang telah diberikan oleh ibu. Sosok yang terus ada dengan penuh kasih dan sayang menjaga anak–anak serta keluarganya. Betapa besar peranan seorang ibu dalam meng asihi dan mendidik anak-anaknya. Bahkan, bila diban dingkan dengan ayah, peran ibu jauh lebih besar dalam mendidik anak-anaknya.

Seperti yang telah ditegaskan Rasulullah SAW dalam ha dits nya yang berasal dari pertanyaan seorang sahabat. "Ya Rasul, siapakah orang yang harus aku hormati di dunia ini." Rasul menjawab, "Ibumu." Kemudian dia bertanya lagi, "Lalu siapa?" Rasul menjawab, "Ibumu." "Kemudian lagi, ya Rasul," tanya orang itu. "Rasul menjawab, "Ibumu." Lalu, laki-laki itu bertanya lagi; "Kemudian, setelah itu siapa, ya Rasul?" "Bapakmu," jawab Rasulullah.

Dari hadits tersebut secara jelas, kita semua wajib menghor mati lebih tinggi sosok ibu di dunia ini. itulah pen ting nya setiap anak memberikan rasa hormat dan patuh ke pa da kedua orang tuanya, terutama ibunya. Sebab, kasih sa yang yang diberikan seorang ibu, melebihi sayangnya terha dap yang lain. Mereka rela berkorban segalanya demi si buah hati yang dicintainya. Mereka rela merasakan panasnya ma ta hari di siang hari, dan dingin di waktu malam, tanpa pernah lelah untuk melindungi anak–anak dan keluarganya.

Semua diberikan tanpa pamrih apapun kepada kita se mua. Ia menjadikan pangkuannya sebagai ayunan. Mem be rikan semua kebaikan dan apabila kita sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa. Bahkan terasa panjang sekali kesedihannya dan ia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu. Jika seandainya dipi lih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suara yang paling keras.

Betapa banyak kebaikan ibu. Tentu tak pantas kita semua membalasnya dengan akhlak yang tidak baik. Ia selalu mendoakan anak-anaknya dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan. Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat usianya renta, sangat pantas kita semuanya menyempatkan untuk membelai dan membahagiakannya.

Tak jarang memang, kita semua kenyang dalam keadaan ia lapar. Itu semua ibu lakukan demi si buah hati yang disa yanginya. Pengorbanan luar biasa tersebut jangan pernah kita lupakan. Mudahkanlah segala urusan kita dengan menjaga, merawat, dan membahagiakan orang tua, terutama ibu. Karena tak tau juga, sampai kapan kita akan terus ditemani sosok ibu. Maka sebelum penyesalan menyergap kita, di momen-momen bahagia ini, kita bahagiakan ibu. Bidadari yang tak kenal waktu dan lelah dalam merawat dan memberikan waktunya kepada anak–anaknya.

Oleh Imam Rulyawan

Direktur Program Dompet Dhuafa Filantropi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement