Jumat 19 Sep 2014 12:00 WIB

Dr Adian Husaini MA: Ghazwul Fikr Hanya Berubah Modus

Red:

Dari masa ke masa, umat Islam terus dihantui perang pemikiran (ghazwul fikri). Berbagai propaganda pemikiran silih berganti untuk menyesatkan umat Islam. Model penyesatan pemikiran dianggap musuh Islam sebagai serangan yang lebih efektif, efisien, hemat waktu, dan biaya ketimbang perang secara fisik.

Ghazwul fikri yang menyerang musuh Islam sering tidak dirasakan umat Islam. Bahkan, cendekiawan dan intelektual Muslim sendiri kerap terjebak dengan model pemikiran yang justru menyesatkan mereka. Menurut mereka, model pemikiran ala Barat lebih modern dan maju. Kenyataannya, mereka telah disesatkan tanpa sadar. Inilah yang  dipesankan salah seorang pendiri lembaga pemikiran keagamaan Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) Dr Adian Husaini MA. Berikut petikan wawancaranya bersama wartawan Republika Hannan Putra.

Apa bentuk terbaru dari ghazwul fikr?

Ghazwul fikri atau invasi pemikiran, sejatinya tidak berubah dari masa ke masa semenjak iblis melakukan ghazwul fikri kepada Adam dengan menggunakan kata-kata yang indah untuk menyesatkan cara berpikir Adam. Media yang digunakan adalah "kata". Dalam Alquran, disebut sebagai zukhrufal qaul, kata-kata yang indah tetapi menyesatkan. (QS al-A'raf [6]: 112).

Jadi, yang berubah-ubah pada ghazwul fikri hanya "modus" atau bentuknya karena berubahnya alat-alat komunikasi. Sekarang, dengan perkembangan alat-alat dan program komunikasi yang semakin canggih maka ghazwul fikri pun semakin berkembang modusnya. Tapi, pada intinya adalah usaha menyesatkan pemikiran umat Islam melalui media.

Media apa yang paling efektif menularkan ghazwul fikr?

Media yang ampuh tentu saja komunikasi visual yang melibatkan sebanyak mungkin indra manusia. Yang paling ampuh kalau tatap muka atau interaksi langsung, lalu media audio-visual sejenis film, lalu media foto, informasi kata-kata melalui media pendengaran, juga tulisan.

Karena itu, kita lihat bagaimana kaum Yahudi sadar benar akan hal ini sehingga mereka berusaha keras menguasai media film di Holywood, begitu juga kini berbagai bangsa dan komunitas berusaha keras menguasai media TV.

Lihat bagaimana kaum evangelis di Indonesia menggunakan media TV untuk menyebarkan misi mereka. Mereka berusaha memengaruhi pemikiran masyarakat Indonesia.

Apa saat ini umat Islam inferior?

Posisi peradaban Islam saat ini memang inferior dibandingkan peradaban Barat. Tetapi, umat Islam tidak boleh merasa inferior karena mereka memiliki potensi dan keunggulan yang tidak dimiliki peradaban lain, termasuk peradaban sejarah.

Potensi itu adalah; pertama, Islam sebagai agama wahyu yang mampu melintasi zaman dan budaya. Kedua, khazanah sejarah. Islam bukan hanya konsep-konsep di atas kertas, melainkan konsep yang sudah pernah terbukti dalam sejarah, meskipun Islam bukan agama yang tunduk pada sejarah.

Ketiga, Islam memiliki wahyu yang autentik yang tidak mampu diubah manusia manapun di muka bumi ini. Satu kitab yang ditulis dan dihafal sejak awal. Dengan potensi itulah maka umat Islam sangat optimistis mereka pasti akan bangkit lagi menunggu terpenuhinya syarat-syarat kebangkitan.

Bagaimana kondisi umat Islam saat ini secara ekonomi dan politik?

Negeri-negeri Islam ini secara umum dikenal sebagai negeri-negeri yang kaya sumber daya alam. Potensi individual umat Islam juga luar biasa. Ilmuwan sama dengan ilmuwan Muslim di berbagai bidang kini betebaran di berbagai belahan dunia.

Kelemahannya, umat Islam belum mampu melakukan konsolidasi politik. Aedikit saja konsolidasi politik itu bisa dilakukan, insya Allah potensi umat Islam akan teroptimalkan.

Sekuat apa penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati) menjangkiti umat Islam?

Secara umum, saya melihat cukup mengkhawatirkan. Jika penyakit wahn ini menggerogoti semua sendi-sendi kehidupan umat Islam, itu akan meruntuhkan kekuatan umat Islam. Itu pula yang kita saksikan di bidang politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

Al Wahnu menyerang sendi-sendi individu dan mungkin banyak tokoh serta ulama sehingga umat Islam, meskipun jumlahnya banyak, tidak disegani, jadi bahan mainan, dan laksana buih yang tidak dihargai. Karena itu, harus ada gerakan serius untuk menyemuhkan penyakit al-wahnu ini.

Apa solusi bagi individu Muslim dan upaya ulama menangkal i

Umat harus memiliki pemahaman yang benar tentang Islam,  worldview-nya harus benar. penyakit cinta dunia, cinta jabatan, dan sebagainya, itu akibat pola pikir yang salah tentang kehidupan. ia memandang dunia ini lebih penting dari akhirat. Inilah yang dikatakan Prof Naquib al-Attas dalam konferensi pendidikan Islam internasional pertama di Mekkah, 1977, bahwa akar masalah umat Islam adalah pada kesalahan ilmu (confusion of knowledge) yang berujung pada hilang adab (loss of adab).

Akibatnya, orang tidak tahu bagaimana meletakkan segala sesuatu dengan benar sesuai dengan harkat dan martabat yang ditentukan Allah. Terjadilah, misalnya, orang jahat dihormati hanya karena ia pejabat atau karena kaya. Bukan orang bertakwa yang dihormati. ed: hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement