Senin 07 Nov 2016 18:00 WIB

Rachmat Gobel, Presiden Komisaris Grup PT Panasonic Gobel Indonesia‘’ Pabrik untuk Memanusiakan

Red:

Begitu banyak in dustri yang mencoba untuk menawarkan sejumlah ba rang elektronik. Namun sa yangnya, tidak semua di barengi dengan visi misi khu sus untuk meningkat kan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Berbeda dengan industri lainnya, PT Panasonic Gobel Indonesia hadir tidak hanya untuk berjualan barang elek tro nik.

Akan tetapi, memiliki visi dan misi menerapkan nilainilai positif ke masya rakat Indonesia. Hal inilah yang diungkapkan oleh Pre siden Komisaris Grup PT Panasonic Gobel Indonesia, Rachmat Gobel, kepada wartawan Republika Wilda Fizriyani belum lama ini di Jakarta. Berikut petik an wawancaranya.

Bagaimana Anda meman dang perkembangan teknologi elektronika di Indonesia?

Elektronik kalau lihat roadmap ke depan di sini jangan dibilang industri digitalisasi ya? Selama ini kan selalu ada orang tuh yang bilang industri digitalisasi akan tenggelam. Yang tenggelam itu teknologinya, bukan industrinya. Industri teknologi akan tetap ada, mengingat kebutuhan masyarakat akan selalu ada dan berkembang.

Apa yang membuat Anda ya kin industri teknologi akan terus bertahan?

Industri teknologi akan selalu ada selama kebutuhan masyarakat juga ada dan kita akan berkembang. Con tohnya televisi, dulu ada yang nama nya televisi analog. Lalu sekarang ada digital, smart tv, dan seterusnya. Ini membuktikan teknologi terus ber kembang dari waktu ke waktu.

Pasar akan selalu ada, tidak mung kin enggak. Kebutuhan juga akan me ningkat dari waktu ke waktu. Yang pa ling penting, kita mesti yakin dulu ka lau mau bangun industri, kecuali yang maunya cuma jualan barang elek tro nik. Kalau yang seperti ini biasanya saat melihat barang lebih bagus atau un tungnya sedikit, pasti langsung dilepas. Padahal, yang perlu ditekankan di sini adalah bagaimana kontribusi kita mem bangun nilai positif ke masyara kat, demi pertum buhan ekonomi dan teknologi bangsa ke depannya.

Lalu, apakah kebijakan pe me rintah sudah mendukung ke arah seperti yang diharapkan?

Kebijakan industri dari peme rintah memang harus terarah jika apa yang kita harapkan bisa terwujud. Kalau saya melihat kebijakan seka rang sudah mengarah ke arah baik, walau belum seusuai harapan. Karena apa? Karena kebijakan impor masih lebih baik dibandingkan dalam ne geri.

Panasonic Gobel telah ada selama 56 tahun di Indonesia, upa ya apa saja yang dilakukan Pa nasonic mempertahankan kua litas produk di Indonesia?

Kita coba menghadirkan berbagai produk dalam rangka memberikan kehidupan yang lebih baik kepada masyarakat. Kita juga upayakan untuk memproduksi produk elektro nik di dalam negeri, melalui keha diran PT Panasonic Manufacturing Indonesia. Konsisten dalam mena war kan produk berkualitas Jepang ini juga perlu diikuti dengan perkem bangan teknologi. Dengan demikian, produk dan teknologi yang dikem bang an tidak hanya berupa sistem. Namun juga, ikut menyederhanakan pekerjaan seharihari, menghemat daya, meningkatkan kesehatan, dan ramah lingkungan.

Kekuatan brand dan menawarkan kualitas penting bagi kami untuk me nimbulkan trust kepada konsumen. Merek elektronik memang banyak, tapi sekarang yang paling penting adalah bagaimana bisa memberikan konsumen barang berkualitas. Itulah kenapa kami tidak menawarkan produk dengan banting harga. Selama ini kan banyak merek yang banting harga. Kalau kita sih tidak mau banting harga. Ini masalah trust kembali. Kalau sudah bantingbantingan harga, manajemen ke uangannya pasti kacau itu.

Lalu, langkahlangkah apa saja yang dilakukan Gobel da lam mempertahankan eksis tensi pabrik di Indonesia?

Sebuah pabrik akan tetap ada apabila terus aktif dalam menghadir kan inovasi produk. Untuk memper tahankan eksistensi PT Panasonic Manufacturing Indonesia di Tanah Air, kami berkomitmen untuk tetap fokus pada keunggulan, inovasi, dan kualitas produk yang dihasilkan. Ini terbukti saat kami menjadi satusatunya pabrik yang mem produksi AC bintang 4 dengan energy efficiency ratio (EER) lebih dari indeks 10,41 (masuk dalam kategori bintang 4). Ini berdasarkan ketentuan dari pemerintah melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2015.

Panasonic Gobel memiliki visi misi untuk memberikan ni lai positif kepada masyarakat, komitmen apa yang telah dila kukan untuk kehidupan masya rakat Indonesia yang lebih baik?

Selama 56 tahun Panasonic Gobel Indonesia, kami tidak hanya mengha dirkan solusi dan produk elektronik yang berkualitas. Namun, memberi kan nilai tambah untuk membuat kehidupan yang lebih baik. Kami percaya dengan visi kami, yaitu a better life, a better world. Selama ini Panasonic rutin dalam menyelenggarkan sejumlah program corporate social responsibility (CSR).

Dalam bidang pendidikan dan pe ngem bangan SDM, kami memberikan beasiswa kepada mahasiswa sarjana dan magister di Indonesia, melalui program Panasonic Scholarship. Kemudian, kami memacu gene rasi muda untuk mengasah kemam puan dalam membuat naskah pendek melalui program Kids Witness News (KWN). Untuk siswa SMA dan maha siswa, kami juga menyelenggarakan Panasonic Young Filmmaker.

Di bidang kesehatan, Panasonic menyelenggarakan Viera Sehat Mata ku dengan memberikan donasi untuk anak penderita kanker retino blas toma. Komitmen lain di bidang ling kungan, kita telah berhasil menerangi desa di Timor Barat. Panasonic mem berikan solar lantern lamp untuk daerah ini karena aliran listriknya masih terisolasi.

Panasonic juga bersumbangsih memberikan penyimpan tenaga listrik untuk sekolahsekolah, yang belum mendapatkan pasokan listrik melalui program Power Supply Container Do nation. Selain itu, ada juga kerja sama strategis PanasonicUNESCO, untuk ber sumbangsih bagi pelestari an ling kungan melalui warisan dunia. Kalau komitmen kepada masyarakat, Pana sonic memberikan apresiasi kepada insan pertelevisian indonesia melalui program Panasonic Gobel Awards.

Bagaimana dengan pembina an sumber daya manusia (SDM) Anda? Apa saja strateginya?

Karyawan kita sebanyak 26 ribu dan pembinaannya tetap pada jalur yang ada. Strateginya? Kita selalu ber pikir pabrik bukan untuk mempe ker jakan, melainkan memanusiakan manusia. Ada unsur pendidikan di situ dan karena itulah kita bisa meng hadirkan produk berkualitas.

Tidak hanya kami, tapi kalau datang ke pabrik di Jepang, hampir sama kultur industrinya. Contohnya, makan harus diatur dan tidak boleh makan di luar atau pinggir jalan. Kita ingin mengendalikan kesehatan se hingga tidak ada yang keracunan. Kita juga menghitung kalori yang dibu tuhkan para pekerja. Di tempat saya, yang sakit gula nantinya akan berbeda makanannya. Pelayanannya akan beda karena kita menakar semua kesehatannya.

Ke depan, inovasi seperti apa yang akan dihadirkan Panasonic untuk mengembangkan produk elektronik untuk masyarakat Indonesia?

Sudah saatnya industri elektronik Indonesia menggunakan teknologi terkini dalam proses produksi, seba gai upaya memacu inovasi dan nilai tambah produk. Demikian halnya dengan Panasonic yang terus meng ha dirkan inovasi dari waktu ke waktu. Kami melakukan pengamatan serta penelitian terhadap kebutuhan masyarakat Indonesia. Menyesuaikan itu penting karena perlu diingat bah wa tidak semua produk teknologi Je pang bisa dipakai di Indonesia. Begitu juga, dengan kebutuhan seperti televisi untuk masyarakat di kota yang jelas akan berbeda dengan di desa.

Inovasi produk Panasonic dapat dilihat dari keunggulan teknologi yang memungkinkan untuk efisiensi energi. Tidak hanya berdampak baik kepada lingkungan, tetapi juga mam pu menghemat anggaran. Kami juga mengupayakan inovasi kami dapat membawa kenyamanan serta kehi dup an yang lebih baik, seperti baik untuk kesehatan. Inovasi kami pun mengacu kepada teknologi berkuali tas, yaitu Japan quality. Hal ini ber arti kami akan selalu meng hadirkan teknologi berkualitas tinggi juga diproduksi di Indonesia sendiri.  ed: Mansyur Faqih

***

Belajar dari Jepang

Nama Rachmat Gobel tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Sebelum diberi kepercayaan sebagai Menteri Perdagangan selama beberapa bulan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), dia telah lebih dulu dikenal melalui perusahaan besar di bawahnya, PT Panasonic Gobel Indonesia.

Sudah 56 tahun, PT Panasonic Gobel Indonesia hadir di bumi pertiwi Indonesia. Dengan menawarkan produk digital berkualitas Jepang, Panasonic tidak hanya mengajak masyarakat memanfaatkan produk berkualitas. Namun, Panasonic Gobel Indonesia berharap, nilainilai positif Jepang bisa diterapkan di Indonesia.

"Ada value dari masyarakat Jepang yang ingin saya terapkan di Indonesia," kata Presiden Komisioner Grup PT Panasonic Gobel Indonesia, Rachmat Gobel, kepada Republika di Jakarta, belum lama ini.

Menurut dia, Jepang memiliki kebiasaan dan nilai positif yang sudah diketahui banyak masyarakat dunia. Nilai kedisiplinan, ketertiban, kerapian, kebersihan merupakan sejumlah sikap yang sudah tertanam kuat di hampir seluruh masyarakat Negeri Sakura.

Contoh kecilnya, bisa dilihat pascatsunami beberapa tahun lalu yang membuat mereka mengantre untuk mendapatkan makanan. Di sana, tampak anak muda yang tak kenal satu sama lain mengantar orang tua ke bagian depan untuk mendapatkan makanan lebih dulu. Yang dilakukan anak muda tersebut tidak ikutikutan berbaris dengan orang tua itu. Dia justru kembali ke dalam barisan belakang sebelumnya.

Menurut Rachmat, pemandangan tersebut jelas berbeda dengan kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya. "Kalau kita palingan jadi ikutikutan atau parahnya bisa bertengkar," ujar pria kelahiran 1962 ini.

Tak berhenti di situ, ia menambahkan, setiap perusahaan di sana, selalu mengedepankan nilai kepada masyarakat yang mereka ajarkan. Mereka mengajarkan setiap orang harus memberi bukan meminta. Dengan kata lain, memberi tidak sekadar sedekah, tetapi bisa memberikan nilai kepada konsumen.

"Coba kalau orang Jepang kita beli sesuatu, dikasih bungkusan yang bagus kan? Itu karena mereka memandang keuntungan bukan sekadar hitunghitungan matematika. Itu adalah penghargaan konsumen. Makanya, semua jenis pasar di Jepang tidak ada tawarmenawar," kata pria berdarah Gorontalo ini.

Dari alasan inilah, Rachmat mengaku sangat cocok dengan Negeri Matahari Terbit tersebut. Kultur dan kebiasaan Jepang sesuai dengan jati dirinya. Dia melihat jelas sikap yang dilakukan mereka, sangat serupa dengan ajaran Islam yang selama ini diketahuinya. "Jadi karena nilai saya mau belajar dan berinvestasi dengan Jepang," katanya.

Dia mengatakan, Jepang dan Indonesia memiliki kultur yang sama. Kedua negara ini samasama pekerja keras seperti halnya Indonesia dari segi pertaniannya. Untuk itu, dia ingin membangun nilai positif Jepang di Indonesia. Dengan kata lain, bukan sekadar mendirikan industri dan mendatangkan keuntungan material.

Di sisi lain, masyarakat Indonesia juga bisa belajar menjadi ahli teknologi seperti Jepang. Untuk menuju ke arah sana, masyarakat tentu harus terlebih dahulu menjadi ahli proses pembuat barang yang berteknologi. Salah satunya, dengan menjadi sumber daya manusia di pabrik Panasonic yang telah lama didirikan di Indonesia.

"Menjadi ahli teknologi memang ada prosesnya. Dari ahli pekerja lalu ahli pengetahuan, kemudian barulah menjadi ahli teknologi. Dan dalam persaingan perdagangan, industri yang dibentuk bisa pindahpindah, tapi sumber daya manusialah yang paling penting. Hal inilah yang kita harapkan dari perusahaan kami," katanya menegaskan. Oleh Wilda Fizriyani  ed: Mansyur Faqih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement