Selasa 12 Jan 2016 13:00 WIB

Menikmati Kopi asli pribumi

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,

Kualitas kopi bukan hanya dilihat dari eksplorasi varian rasa, melainkan juga seberapa tinggi mutu dan kualitas kopi.

Aroma yang begitu khas membuat secangkir kopi terasa lebih hidup. Menyeruput kopi kini memang telah berkembang menjadi gaya hidup. 

Berbagai pilihan kopi pun tersebar di mana-mana. Mulai dari yang berharga puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah. Pencinta kopi juga dimanja dengan berbagai pilihan jenis kopi yang tersedia. Mulai dari yang lokal hingga internasional.

Bagi para penikmat kopi asli pribumi, asli pribumi, label Bengawan Solo Coffee pasti sudah tak asing lagi. "Saya paling suka kopi susunya, rasanya manis dan juga rasa pahitnya tidak hilang. Masih hangat dan sangat nikmat kalau diminum siang hari," kata Ernest Immanuel (22 tahun), pengunjung salah satu gerai Bengawan Solo Coffee di Jakarta.

Bengawan Solo Coffee menjadi merek yang bisa bersaing dengan label-label asing di Tanah Air. Salah satu jaringan kopi Indonesia yang sukses mengusung hasil perkebunan kopi Tanah Air ini benar-benar tumbuh di rumah sendiri. 

Bengawan Solo Coffee didirikan dengan alasan sederhana, yaitu pengalaman memilih Arabika Indonesia berkualitas tinggi dan biji kopi robusta. Bengawan Solo Coffee pun menawarkan kopi dalam gaya tradisional, tetapi ada pula yang disajikan modern. 

Produk yang disajikan beragam, seperti espresso, latte, cappuccino, dan macchiato. Menu utama, kopi hitamnya, telah banyak dinikmati para pencinta kopi.

"Minuman ice blended yang dikembangkan Bengawan Solo Coffe juga telah menjadi favorit di kalangan pelanggan saat ini," kata Moh Rahmat, barista di salah satu gerai Bengawan Solo Coffee di Jakarta.

Ice blended yang bisa menjadi pilihan juga beragam. Seperti, brandy cookies, brandy mocha, ultimate, java avocado, maupun cookies n cream. Semua menu tersebut merupakan menu yang cukup digemari di Bengawan Solo.

Selain itu, ada pula minuman dingin yang direkomendasikan, seperti latte vanila, caramel, coconut hazelnut, ataupun cafe latte. Meski mengusung menu utama kopi, belum tentu semua pengunjung pasti adalah penggila minuman hitam ini.

Bagi yang tak bisa minum kopi, Bengawan Solo juga tak melupakan kelengkapan minuman dengan menghadirkan menu teh. Koleksinya lengkap, seperti Early Grey, English Breakfast, Ginger Teadan, Teh Tarik, hingga Blossom Tea. 

Bagi yang sedang ingin menikmati secangkir kopi di kantor, rumah, ataupun acara-acara khusus, ada beberapa paket kopi segar yang bisa dipesan. 

Menghabiskan waktu sembari ngobrol tentu kadang mengundang lapar. Konsisten dengan konsepnya yang mengusung nuansa lokal, Bengawan Solo Coffee menyajikan makanan ringan ala Indonesia, seperti satai pisang, pisang goreng, singkong, dan lumpia. 

Untuk penyuka camilan internasional, ada brownies renyah, biscotti, dan croissant yang bisa dinikmati sebagai pelengkap kopi. Berbagai variasi menu inilah yang diakui menjadi pembeda Bengawan Solo dengan kedai kopi lain. 

Targetnya juga adalah mendukung lidah kawula muda yang menyukai berbagai variasi rasa. Memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam penjualan kopi, Management BSC membuka Bengawan Solo Coffee ini pada Mei 2003. 

Label milik Ipeng Widjodjo itu pun langsung mendapatkan animo positif dari para penikmat kopi Tanah Air. Kenikmatan dari racikan kopi yang dihadirkan memiliki karakter tersendiri. 

Saat ini, sudah ada 30 gerai nasional dan puluhan outlet yang dapat ditemukan di Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan. Harga yang ditawarkan mulai dari belasan ribu rupiah sampai Rp 47 ribuan.

 

Tak kalah bersaing

Masih untuk pencinta kopi lokal, Bridge Coffee juga bisa menjadi alternatif. Kopinya dikemas sedemikian rupa agar benar-benar berkelas premium. 

Direktur Utama sekaligus pemilik Bridge Coffee Beautique and Dining Alvin Hermawan mengatakan, premium di sini artinya adalah jaminan kualitas. 

Kopi lokal, kata dia, sangat bisa bersaing dengan merek asing. Terlebih, bila mengingat kebanyakan merek asing juga mengambil bahan mentahnya dari Indonesia.

Kopi premium yang 100 persen asal pribumi, seperti dari Sumatra, Jawa, dan Bali, digabungkan oleh Bridge Coffee menjadi satu racikan. "Kita seleksi yang terbaik, kita kemas secara premium," jelas Alvin.

Menurutnya, kualitas kopi bukan hanya dilihat dari eksplorasi varian rasa, melainkan juga seberapa tinggi mutu dan kualitas kopi. Mulai dari bagaimana proses pembibitan, petik, hingga siap disajikan. 

Di Bridge Coffee sendiri, menu andalannya berupa kopi yang tidak dicampur aneka rasa, tetapi cenderung klasik. Seperti, espresso maupun cappuccino. Namun, ada juga eksperimen kopi yang coba ditawarkan, seperti papaya coffee.

Apabila biasanya di kedai kopi lain menu eksperimental seperti ini hanya mendapat tambahan sirup, tidak demikian halnya dengan Bridge Coffee. "Menu papaya coffee ini justru bisa mengikat rasa," kata Alvin.

Selain kopi, menu favorit lain di Bridge Coffee adalah kopi dengan lapisan tiramisu, ekstra cokelat, dan juga es krim. Diakui Alvin, gerai kopinya ini bukan sekadar coffee shop, tetapi juga sebuah brand.  

Gerai yang terletak di kawasan Setiabudi, Bandung, ini juga bisa dijadikan referensi untuk menambah wawasan seputar kopi. Begitu masuk, pengunjung disuguhi rangkuman sejarah, jenis, perkakas, sampai informasi tentang cara pengolahan kopi.

Diperlihatkan pula beberapa contoh biji kopi dalam tempat khusus dari berbagai daerah. Pengunjung bisa memilih tempat yang didesain semacam bar maupun outdoor dan makan malam di dining room, lantai dua. 

Untuk menikmati aneka sajian makanan dan minumannya, pengunjung perlu merogoh kocek, mulai dari Rp 20 ribu sampai Rp 250 ribuan. N ed: setyanavidita livikacansera 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement