Ahad 04 Feb 2018 16:20 WIB

Rumah Amalia, Ruang Anak Yatim Belajar dan Bergembira

Rumah Amalia bertujuan memberikan pendampingan dan pemulihan bagi anak-anak

Ardina Rasti bersama anak-anak di Rumah Amalia
Foto: dok: Rumah Amalia
Ardina Rasti bersama anak-anak di Rumah Amalia

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Memulai kegiatannya di tahun 2006, Rumah Amalia menjadi rumah bagi anak yatim dan dhuafa menghabiskan waktu untuk belajar, bermain dan bergembira. Hingga kini lebih dari 90 anak yatim dan dhuafa selalu beraktifitas selepas mereka bersekolah.

"Kegiatannya memang sejak tahun 2006, namun baru menjadi yayasan resmi pada 2011. Rumah Amalia juga menjadi komunitas bagi mereka yang memiliki kecintaan dan perhatian terhadap pendidikan anak," ujar Muhammad Agus Syafii, pendiri Rumah Amalia kepada Republika.co.id.

Sebagai rumah belajar, Rumah Amalia memiliki tujuan utama memberikan pendampingan dan pemulihan bagi anak-anak yang kehilangan orang tuanya. Baik karena meninggal atau berpisah.

"Di tempat ini kami mengajarkan kepada mereka bahwa hidup ini adalah sebuah anugerah. Sepahit apapun yang dialami harus disyukuri karena sesungguhnya hidup adalah karunia tuhan," ujar Agus.

Guna menunjang tujuannya itu, Rumah Amalia memiliki empat kegiatan. Yakni pendidikan, konsultasi keluarga, fun therapy dan kreativa.

"Kegiatan yang kami lakukan bertujuan agar anak-anak yang kehilangan orang tua tetap riang dan tetap punya harapan menjalani kehidupan yang lebih baik di masa datang," ujarnya.

Selain itu juga Rumah Amalia bisa menjadi tempat berlindung bagi anak-anak, termasuk yang mendapat perlakukan kurang baik di rumah. Rumah Amalia menyiapkan tempat menginap bagi anak-anak tersebut untuk pemulihan psikis sebelum kembali ke rumah.

"Disini kami sediakan perpustakaan, ruang belajar dan mengaji serta arena bermain," kata dia.

Meski terbuka bagi pihak lain menyalurkan bantuan, Rumah Amalia dikatakan Agus hanya membatasi dalam bentuk buku, makanan atau barang-barang bermanfaat lain. Itupun sifatnya pribadi bukan institusi.

Tidak hanya bagi anak yatim, Rumah Amalia juga menjadi tempat belajar bagi single parent maupun ibu-ibu lingkungan sekitar yang ingin meningkatkan taraf hidupnya. Melalui kerajinan tangan, diantaranya membuat bunga dan vas bunga dari sedotan atau kerajinan lain dari bahan baku kulit jagung maupun bawang.

"Melalui produk yang dihasilkan, mereka nantinya bisa mandiri dan membiayai anaknya," ujar Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement