Rabu 27 Sep 2017 18:21 WIB

Kiat Tokio Marine Life Bahagiakan Anak Penderita Kanker

Rep: Rakhmat Hadi Sucipto / Red: Hiru Muhammad
Tampak kegiatan pendampingan anak penderita kanker yang dilakukan TMLII
Foto: dok TMLII
Tampak kegiatan pendampingan anak penderita kanker yang dilakukan TMLII

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tokio Marine Life Insurance Indonesia (TMLII) membantu mengurangi derita anak-anak yang menderita kanker dengan bergembira di TeamLab Future Park, Plaza Indonesia, Rabu (27/9).

“Berdasarkan hasil penelitian, cara terbaik melawan kanker adalah dengan meningkatkan sistem imun tubuh. Salah satunya dengan banyak tertawa atau berbahagia,” ungkap Chief Marketing Officer Tokio Marine Life Insurance Indonesia, Sudyawi Sahlan, saat mendampingi anak-anak penderita kanker di tempat hiburan tersebut.

Tren penderita kanker di dunia, menurut Sudyawi, meningkat secara signifikan. Karena itulah, perusahaan melalui program tanggung jawab sosialnya mengajak anak-anak yang tergabung dalam Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI) berbahagia bersama di tempat hiburan tersebut. “Kami ingin berkontribusi lebih banyak bagi YKAI dengan cara memfokuskan kontribusi CSR kami kepada YKAI sebelum bergerak membantu yayasan lain,” jelas Sudyawi.

Wakil Ketua YKAI Mita Priambodo menyatakan, yayasannya menampung 257 anak dengan kanker dari keluarga prasejahtera. “Kami benar-benar berempati, merasakan kesusahan keluarga prasejahtera yang mempunyai anak terkena kanker,” ujar Mita.

Sayang hingga kini belum ada perusahaan yang menjadi donatur tetap maupun tidak tetap bagi anak-anak yang bernaung di bawah YKAI. Karena itulah, kegiatan CSR Tokio Marine Insurance Indonesia memberikan harapan yang lebih baik bagi yayasan tersebut.

“Hanya donatur individu yang membantu kami sampai saat ini. Banyak perusahaan yang profitnya besar dan meningkat, tetapi jumlah anak dengan kanker juga meningkat. Mudah-mudahan ada perusahaan yang mau membantu mereka,” tutur Mita.

Menurut Mita, semula organisasi nirlaba ini bernama Sentuhan Kasih Anak Indonesia dan berdiri pada 2004. Lalu, pada 2010 berubah nama menjadi Yayasan Sentuhan Kasih Anak Indonesia (YSKAI). “Saat ini sedang sosialisasi menjadi Yayasan Kanker Anak Indonesia,” katanya.

Anak-anak dengan kanker dari keluarga prasejahtera, jelas Mita, kesulitan mendapatkan pengobatan, obat-obatan, serta biaya pengobatan dan perawatan. Keluarga yang menjadi anggota BPJS Kelas 3 saja kesulitan. Berdasarkan pengalaman itu, YKAI berusaha mengurangi kecemasan orang tua. Yayasan menyediakan obat yang tak mudah didapat. “Distribusi obat untuk anak terkena kanker juga tidak mudah, selain harganya mahal,” ujar Mita.

Supinah, ibu yang anaknya terkena kanker, merasa bersyukur mendapatkan bantuan dari YKAI. Tanpa bantuan yayasan ini, dia mengaku tak bisa berbuat apa-apa. “Sekarang saja harus terapi setiap hari dengan sinar. Sekarang ini sudah hari ke-20 dari rencana terapi sampai 28 hari,” ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement