Senin 06 Mar 2017 14:26 WIB

Rumah Amalia Gelar Pentas Teater Sebagai Terapi Psikologis

 Warga beraktifitas saat berlangsungnya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad (1/1).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Warga beraktifitas saat berlangsungnya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad (1/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memanfaatkan ajang Hari Bebas Kendaraan (Car Free Day) pada Ahad (5/3) kemarin, Rumah Amalia menggelar pentas teater berjudul "Kangen Ayah". Pementasan ini dikatakan Muhammad Agus Syafii selaku pengasuh Rumah Amalia sebagai salah satu alternatif bagi anak dalam mengekspresikan perasaan.

"Melalui teater, anak-anak bisa menumpahkan perasaannya. Ini menjadi salah satu terapi psikologis yang dapat mewadahi perasaan anak-anak," ujar Muhammad Agus Syafii dalam keterangan tertulis, Senin (6/3).

Tidak hanya itu, berteater bagi anak-anak juga menjadi sarana untuk menggali potensi dan mengenal diri masing-masing. Melalui teater anak-anak dapat berlatih jujur terhadap diri sendiri.

"Kalau anak-anak lagi happy bisa menampilkan perasaannya juga. Ternyata manusia bisa memiliki untuk tidak bertopeng dengan bisa berkata jujur kepada dirinya sendiri dan juga orang lain. Kalau tidak ada yang disembunyikan maka tidak ada lagi panggung depan dan panggung belakang," kata dia.

Sementara pemilihan tema "Kangen Ayah" adalah penggambaran anak yang "kehilangan" ayah maka akan melahirkan kerinduan, kekecewaam, sakit, marah, terluka dan perih pada ayahnya. Untuk berkata jujur apa yang dirasakan kepada dirinya dan orang lain membutuhkan perjuangan.

"Melepaskan derita dengan menjadi diri sendiri, sekalipun itu menyakitkan, menangis, tertawa, terluka, sakit dan perih namun menyembuhkan. Itulah fungsi teater sebagai terapi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement