Senin 22 Feb 2016 13:41 WIB

20 Anak Muda Jalani Pelatihan Sebagai Pembaharu Muda

Peserta training Pembaharu Muda guna mendukung aksesi terhadap FCTC
Foto: dok: Lentera Anak Indonesia
Peserta training Pembaharu Muda guna mendukung aksesi terhadap FCTC

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 20 anak muda dari sejumlah daerah menjadi peserta Training Pembaharu Muda guna mendukung aksesi terhadap Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Pelatihan digelar selama empat hari di Cibogo, Jawa Barat, pada 13 hingga 16 Februari lalu.

Margianta Surahman, Juru Bicara Gerakan Muda FCTC mengatakan, selama empat hari para peserta menimba ilmu tentang kepemimpinan dan advokasi. Mulai dari pembelajaran tentang permasalahan rokok di Indonesia, kepemimpinan, advokasi, media networking, pembuatan action plan dan menggerakkan komunitas.

“Di akhir pelatihan mereka belajar membuat rencana aksi advokasi yang akan dilaksanakan di komunitas mereka. Setelah pelatihan, para fasilitator, dari Lentera Anak Indonesia dan Gerakan Muda FCTC, akan memandu mereka dalam melaksanakan aksi tersebut,” ujar Margianta dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (22/2).

Margianta menjelaskan, pelatihan sebagai upaya mengkader calon pemimpin muda yang yang memiliki visi menyelamatkan Indonesia dari bencana epidemi tembakau global.

“Kami membutuhkan generasi penerus dari Gerakan Muda FCTC, yang akan meneruskan aksi mendukung FCTC untuk menyelamatkan masyarakat Indonesia dari dampak konsumsi rokok dan paparan asap rokok. Saya berharap, bekal ilmu yang didapat selama pelatihan cukup menjadi amunisi bagi pembaharu muda untuk meneruskan aksi dukung FCTC di komunitas mereka masing-masing,” tuturnya.

Mulyani Pratiwi, salah seorang peserta training, menyatakan sangat bersyukur bisa terpilih menjadi peserta training setelah melalui proses seleksi yang ketat, yakni seleksi organisasi, aktivitas di komunitas, dan seleksi ide aksi perubahan.

“Kami dipandu membuat rencana aksi berlandaskan konsep SMART (Specific–Measurable–Achievable–Realistic–Time-Bound). Ini memberikan kami pembelajaran yang komplet tentang aksi advokasi yang spesifik, realistis, dan terukur, yang akan kami realisasikan di komunitas kami,” ujar Pratiwi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement