Rabu 13 Jul 2022 09:39 WIB

Lupakan dan Alihkan

Masih ada turnamen di depan mata yang jauh lebih bergengsi dari sekadar Piala AFF.

Pelatih tim nasional (timnas) Indonesia U-19 Shin Tae-Yong (tengah) memberikan arahan kepada para pemain saat latihan di Stadion Tajimalela, Bekasi, Jawa Barat, untuk persiapan Piala AFF U-19 2022.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Pelatih tim nasional (timnas) Indonesia U-19 Shin Tae-Yong (tengah) memberikan arahan kepada para pemain saat latihan di Stadion Tajimalela, Bekasi, Jawa Barat, untuk persiapan Piala AFF U-19 2022.

Oleh : Endro Yuwanto/Jurnalis Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia U-19 gagal melangkah ke semifinal Piala AFF U-19 2022, meski berhasil mengalahkan Myanmar dengan skor 5-1 pada laga pamungkas Grup A di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Ahad (10/7/2022) malam. Indonesia tak dapat ke empat besar lantaran pertandingan terakhir lain Grup A yakni Vietnam versus Thailand berakhir imbang 1-1.

Padahal, Indonesia merupakan tim yang paling subur di Grup A dan tidak pernah kalah dari lima laga. Skuad berjuluk Garuda Nusantara total mengemas 17 gol di fase grup dan hanya kebobolan dua kali.

Baca Juga

 

Piala AFF U-19 2022 memang menerapkan aturan head to head jika ada tiga tim atau lebih yang mengoleksi poin sama di grup. Malangnya, Indonesia gagal lolos karena terjerat aturan di turnamen bentukan Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) itu.

 

Di Grup A, regulasi head to head diaktifkan lantaran Indonesia yang menundukkan Myanmar 5-1 pada laga terakhir, memiliki poin yang sama dengan Thailand dan Vietnam, yakni 11 poin. Pada saat bersamaan, dua negara tersebut bermain imbang 1-1. Indonesia tak bisa ke empat besar alias kalah head to head lantaran hanya bermain 0-0 saat berjumpa Vietnam dan Thailand di laga sebelumnya.

Para suporter Indonesia pun meradang dan meminta agar laga Thailand vs Vietnam diinvestigasi. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan juga kecewa terhadap penampilan Thailand dan Vietnam. Menurut Iriawan seharusnya setiap tim bermain fairplay. Sejauh ini PSSI masih mendiskusikan untuk mengambil sikap apakah akan mengajukan protes kepada AFF.

Adapun pelatih timnas Indonesia U-19 Shin Tae-yong mengkritik aturan head to head yang masih digunakan di AFF. Padahal, Shin mengeklaim Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) dan Federasi Sepak Bola Asia (AFC) telah meninggalkan aturan tersebut. Ia merasa aneh aturan tersebut diterapkan di AFF.

Pelatih asal Korea Selatan itu menyatakan seharusnya Thailand dan Vietnam bermain fair play. Ia pun menuding kedua tim itu mungkin takut menghadapi Indonesia yang diklaim semakin baik.

Head to head adalah salah satu sistem yang digunakan untuk menentukan pemenang dari hasil yang sama atau tiebreaker. Aturan ini ditentukan dari hasil pertandingan antara dua tim atau lebih yang memiliki nilai sama. Jika yang mengoleksi nilai sama lebih dari dua tim, maka perlu membuat klasemen mini dan menghitung hasil laga antartim tersebut.

Penggunaan aturan ini fleksibel tergantung dari penyelenggara turnamen atau kompetisi tertentu. Ada yang mempertimbangkan produktivitas gol saat kondisi head to head masih saja imbang. Ada pula yang mengatur dalam regulasinya untuk melihat agresivitas gol tandang dalam klasemen head to head antara dua tim atau lebih.

Ucapan Shin Tae-yong bahwa regulasi head to head di Piala AFF U-19 ada benarnya. Sebab, aturan head to head digunakan sebelum FIFA memakai aturan selisih gol sebagai tiebreaker di Piala Dunia 1970. Di Piala Dunia 2018 yang terakhir kali digelar, FIFA memasukkan head to head sebagai tiebreaker keempat di fase grup, setelah menghitung poin, selisih gol, dan total gol yang dicetak.

Namun head to head belum benar-benar usang dan dihapuskan dari kompetisi atau turnamen internasional. Teranyar, pada Kualifikasi Piala Asia 2023 saat timnas Indonesia mencetak sejarah dengan lolos ke putaran final pada Juni 2022 lalu, aturan head to head ini masih digunakan.

Di Piala AFF level U-19, pihak penyelenggara memang terkesan berubah-ubah dalam pelaksanaan aturan pertandingan. Pasalnya, sejak 2015-2019, aturan head to head tak digunakan. Baru pada edisi Piala AFF U-19 2022 ini, head to head diterapkan lagi.

Kegusaran Shin Tae-yong, timnas U-19, dan PSSI sebenarnya tak perlu terlalu dibesar-besarkan. Toh, penentuan aturan head to head di Piala AFF U-19 2022 dilakukan sebelum turnamen berlangsung dan setiap tim harus sadar dengan konsekuensinya.

Garuda Nusantara pun Shin Tae-yong perlu memahami, ketika Vietnam U-19 dan Thailand U-19 bertemu di laga penutup grup, itu berarti timnas Indonesia U-19 harus bersiap dengan kemungkinan terburuk gagal meraih tiket untuk melangkah ke fase selanjutnya. Pasalnya, hasil imbang tanpa gol, dengan dua lawan langsung, yakni Vietnam dan Thailand, pada laga sebelumnya mendorong timnas Indonesia U-19 ke posisi sulit.

Memang, timnas Indonesia U-19 bermain lumayan bagus selama turnamen, tak pernah kalah di lima laga, mencetak 17 gol dan hanya kebobolan dua gol. Tapi, daripada mengarahkan telunjuk kepada Vietnam dan Thailand atau AFF, mengapa Indonesia tak menyalahkan diri sendiri karena tidak berhasil memanfaatkan kesempatan? Dalam turnamen yang menggunakan hasil head-to-head sebagai kriteria prioritas menentukan peringkat, hasil imbang 0-0 di kandang sendiri  berarti sebuah kerugian.

Jika mampu mengalahkan salah satu dari Vietnam atau Thailand, skuad Garuda Nusantara tentu tak perlu berharap dari kekalahan, kemenangan, atau hasil imbang dari laga Vietnam vs Thailand bahkan tim lain. Ini lantaran dipastikan timnas Indonesia U-19 bisa menentukan nasibnya sendiri dan sudah berada di zona aman saat misalnya hanya memetik kemenangan 1-0 atas Myanmar di laga terakhir grup.

Daripada protes terhadap AFF yang toh gelaran turnaman Piala AFF U-19 tak masuk dalam pertandingan resmi FIFA, waktu, pikiran, fokus, fisik, energi, dan mental, sebaiknya lebih digunakan untuk persiapan turnamen lain yang lebih besar. Anggap saja Piala AFF hanya sebagai sasaran antara. Ingat, masih ada Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 dan Piala Dunia U-20 2023 di depan mata yang jauh lebih bergengsi dari gelaran selevel Asia Tenggara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement