Selasa 27 Oct 2020 02:36 WIB

Jamaah Jangan Mudah Tergiur Umroh Murah

Umroh 2021 akan mengalami kenaikan, aneh kalau ada yang menawarkan harga murah.

Kelompok pertama umat muslim melakukan ibadah umroh dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (3/10).
Foto: REUTERS/Yasser Bakhsh
Kelompok pertama umat muslim melakukan ibadah umroh dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ani Nursalikah*

Kurang dari dua pekan, Arab Saudi akan membuka layanan ibadah umroh bagi umat Muslim mancanegara. Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi dalam pernyataannya mengatakan layanan umroh bagi jamaah dari luar negeri akan dimulai pada 1 November 2020.

Pada saat itu, umroh dilakukan dengan kapasitas penuh 20 ribu jamaah dan 60 ribu jamaah sholat lima waktu per hari. Sementara, fase kedua umroh sudah dibuka pada 18 Oktober lalu.

Fase kedua ini rencananya berlangsung selama 14 hari. Di posisi ini, warga dan pemukim di Kerajaan dapat melakukan umroh dengan kapasitas 75 persen dari normal atau sekitar 15 ribu jamaah umroh dan 40 ribu jamaah sholat per hari.

Arab Saudi telah membuka kembali Masjidil Haram untuk jamaah sholat lima waktu setelah tujuh bulan ditutup. Protokol kesehatan tetap diberlakukan dengan ketat.

Di hari yang sama, Raudhah di Masjid Nabawi juga akhirnya dibuka untuk jamaah. Masjid Nabawi sebenarnya telah dibuka untuk sholat Juni lalu, namun larangan akses ke Raudhah tetap berlaku.

Langkah Arab Saudi ini sesuai dengan rencana yang secara bertahap akan meningkatkan jumlah jamaah umroh. Berkaca dari pelaksanaan umroh tahap satu yang nihil kasus Covid-19, kita tentu saja berharap pada November nanti jamaah umroh kita termasuk jamaah yang diizinkan masuk Arab Saudi.

Sejumlah travel umroh di Tanah Air mulai menggeliat dengan menawarkan promo paket umroh. Bahkan ada yang menawarkan umroh hanya dengan Rp 19 juta per orang.

Padahal, pada 2018, Kementerian Agama menetapkan biaya standar penyelenggaraan umroh sebesar Rp 20 juta. Biaya sebesar itu merupakan biaya rata-rata yang memadai bagi setiap penyelenggara umrah untuk memenuhi standar pelayanan minimal. Jika menemukan travel umroh yang menawarkan harga di bawah itu, sebaiknya jamaah menelisik lebih detail layanan apa saja yang diberikan.

Sudah sepatutnya jamaah waspada dengan penawaran umroh dengan harga yang rendah. Jangan mudah tergiur, apalagi Kementerian Agama sudah mewanti-wanti biaya umroh 2021 akan mengalami kenaikan.

Kenaikan biaya umroh sangat masuk akal dan pasti naik di masa pandemi. Seorang pemilik travel umroh bahkan memprediksi kenaikannya bisa mencapai 50 persen.

Tetapi, perlu diingat seharusnya kenaikan biaya tidak terjadi pada jamaah yang sudah melunasi biaya umroh. Hal itu, mengingat adanya kesepakatan harga dan jadwal yang ditetapkan antara calon jamaah dan

Demi memenuhi protokol kesehatan jaga jarak, semua layanan terkait jamaah, seperti karantina, bus dan kamar hotel dikurangi kapasitasnya. Tanpa ada kenaikan itu pun sebetulnya sudah ada kenaikan 10 persen dari pajak PPN di Arab Saudi per 1 Juli lalu.

Dampaknya, harga pasti naik karena ada pelayanan lebih yang diberikan baik saat keberangkatan dari Indonesia maupun saat di Tanah Suci. Sayangnya, belum ada detail berapa kenaikan tersebut.

Tidak ada salahnya bagi travel umroh untuk mempersiapkan rencana keberangkatan calon jamaah umroh yang tertunda. Namun, travel umroh tidak perlu mencantumkan tanggal berangkat dan harga paket umroh. Kepastian keberangkatan umroh masih menunggu keputusan dari Arab Saudi.

Ada baiknya sambil menanti kepastian untuk berangkat, jamaah umroh yang tertunda menjaga kesehatan diri. Selain itu, pelajari rukun umroh sehingga pada saatnya nanti jamaah bisa beribadah secara sempurna.

*) Penulis adalah jurnalis republika.co.id

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement