Rabu , 20 Jul 2016, 13:48 WIB

Kementan Sebut Pendampingan Petani Katrol Produksi Pangan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Dwi Murdaningsih
Japfa
Panen raya jagung hasil kerja sama petani dan TNI AD di Jalan Rawa Kutuk Kelurahan Pondok Jagung Timur, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan, Sabtu lalu (14/5).
Panen raya jagung hasil kerja sama petani dan TNI AD di Jalan Rawa Kutuk Kelurahan Pondok Jagung Timur, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan, Sabtu lalu (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Pending Dadih Permana mengatakan, kebijakan dan program Kementan di bidang penyuluhan telah memberikan hasil pada peningkatan produksi pangan. Hal tersebut didukung bantuan alat mesin pertanian yang tersalurkan di petani secara cepat dan tepat.

"Para penyuluh ini kami bekali dengan peningkatan kualitas melalui model pelatihan yang bersifat tematik bukan lagi model lama bersifat umum," kata Pending, Rabu (20/7).

Ia menjelaskan, tematik artinya tema pelatihan sesuai dengan kebutuhan atau komoditas yang ada di daerah, sehingga penyuluh paham dan fokus pada kegiatan yang disampaikan ke petani.

Saat ini jumlah penyuluh PNS sebanyak 27.420 ribu orang dan penyuluh tenaga harian lepas 19.161 orang. Mereka tidak hanya bekerja fokus pada upaya peningkatan produksi pangan, namun berupaya juga pada peningkatan kualitas dan peran serta SDM pertanian.

Caranya yakni melalui program Gerakan Percepatan Pemberdayaan Pertanian Terpadu (GPPT) dan penumbuhan minat generasi muda di sektor pertanian. BPPSDMP memadukan kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan pertanian sehingga hal tersebut memungkinkan terwujud.

"Berkat terobosan inilah, berbagai kebijakan dan program Kementan secara umum mampu memberikan kepuasan yang cukup tinggi kepada petani," tutur dia. Penyuluh di lapangan secara intens bergandengan tangan dengan TNI, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), mahasiswa atau dosen dan stakeholder lainnya.

Ketua Umum KTNA Nasional, Winarno Tohir menilai tingkat kepuasan petani terhadap kebijakan pemerintah tergolong cukup tinggi. Menurutnya, penyebab utama yakni masifnya upaya pendampingan atau pengawalan yang dilakukan Kementan dengan melibatkan berbagai pihak seperti KTNA.

"Misalnya menyukseskan program serap gabah petani, pemerintah melibatkan semua pihak dan bergerak cepat," ujarnya. Begitupun penyaluran bantuan alsintan, tersalurkan juga dengan cepat dan sesuai sasaran ke petani.

Ke depan, Winarno berharap Kementan lebih mampu menggerakkan semua pihak juga untuk memotong atau mengefisienkan rantai pasok pangan. Dengan begitu, distribusi dan tata niaga pangan dari petani ke konsumen lebih murah dan petani memeroleh keuntungan yang wajar.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan