Selasa , 07 Jun 2016, 12:27 WIB

Pria Sleman Juarai Lomba Desain Logo World Food Day Indonesia

Rep: Sonia Fitri/ Red: Dwi Murdaningsih
Republika/Sonia Fitri
Dimas Nurcahyo (jas hitam) menjadi pemenang lomba desain logo world food day.
Dimas Nurcahyo (jas hitam) menjadi pemenang lomba desain logo world food day.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Putera daerah asal Sleman, Yogyakarta, Dimas Nurcahyo (29 tahun) terpilih sebagai pemenang lomba desain logo untuk Hari Pangan Sedunia-Indonesia 2016. Desain logo karyanya terpilih setelah hasil penyaringan 1.388 desain yang dikirimkan dari 732 peserta.

"Tujuan pelaksanaan lomba logo HPS guna mencetuskan pencanangan Hari Pangan Indonesia," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) M. Syakir dalam dalam konferensi pers Sosialisasi HPS Ke XXXVI pada 28-30 Oktober 2016, Selasa (7/6).

Logo telah melalui hasil penjurian yang melibatkan perwakilan dari lima unsur. Di antaranya dari Kementan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Asosiasi Desain Gravis Indonesia.

Atas pencapaian dan hasil karyanya, Dimas yang merupakan lulusan Desain Komunikasi Visual Modern School of Desain Yogya mendapatkan hadiah sebesar Rp 20 juta. Hadiah diberikan langsung oleh Kepala Balitbangtan di kantornya. Logo hasil karyanya akan dipakai secara permanen setiap Hari Pangan Sedunia-Indonesia dihelat setiap tahunnya.

HPS, kata Syakir, telah 36 kali berganti logo yang berubah-ubah. Makanya logo paten penting untuk menunjukkan kebersatuan semangat dalam mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia. Ia juga menekankan soal pentingnya mengedepankan diversifikasi dibarengi teknologi.

Dimas Nurcahyo yang sehari-hari bekerja di Biro Desain Macmuro Studio menerangkan soal sejumlah filosofi logo. "Logo dibuat melalui riset dulu, cari gahu apa HPS dan inti permasalahan pangan Indonesia," ujar dia.

Riset menunjukkan, Indonesia sangat berpotensi menjadi lumbung pangan dunia, tapi pada kenyataannya praktik impor pangan masih langgeng terlaksana. Hal tersebut menjadi anomali dan harus diupayakan penyelesaiannya secara elegan.

"Terlebih kepada generasi muda, semangat mencapai kedaulatan pangan itu harus dengan cara yang paling dekat dan menyenangkan dengan brand image," lanjutnya.

Ia menyadari logo akan dikonsumsi seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya untuk yang tahu desain. Logo menyimbolkan soal cita-cita pencapaian ketahanan pangan. Huruf "d" yang bertumpuk dalam logo merupakan simbol pangan yang terus terwariakan dari generasi ke generasi. Ilustrasi Daun juga menunjukkan seperti orang yang bersorak ketika mencapai kedaulatan pangan.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan