Rabu , 30 Dec 2015, 19:47 WIB

Tahun 2016 Produksi Padi Ditarget 80 Juta Ton

Rep: Risa Herdahita/ Red: Taufik Rachman
Padi
Padi

REPUBLIKA.CO.ID,Tahun Depan Kementan Fokus Giatkan Produksi Padi

JAKARTA--Tahun depan, Kementerian Pertanian (Kementan) akan memfokuskan anggaran untuk menggiatkan produksi pangan pokok. Program tambah tanam terus didorong untuk mengganti musim tanam tahun ini yang harus mundur karena el nino. Produksi padi ditargetkan 80 juta ton.

"Kami akan meningkatkan produksi tanaman pangan pokok, seperti jagung, kedelai, terutamanya padi," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Gardjita Budi ketika dihubungi Republika, Rabu (30/12).

Ia menjelaskan, selama Oktober hingga Desember musim tanam terhambat karena dampak el nino. Ketertinggalan pasokan produksi akibat el nino ini, katanya akan ditargetkan dikejar pada awal tahun depan hingga April.

"Akibat el nino musim tanam mundur tetapi angka target harus tercapai, jadi ada tambahan Januari ke Maret," tuturnya.

Pada 2016 nanti, Kementan menargetkan akan ada produksi padi sejumlah 80 juta ton. Hal ini meningkat dibanding tahun ini yang hanya mampu memproduksi 74,99juta ton.

"Dengan adanya el nino saja tahun ini masih bisa meningkat 5,7 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun 2016 diprediksi el nino tidak akan separah 2015, jadi kami optimistis," papar Gardjita.

Ia yakin jumlah produksi padi yang ditargetkan itu akan bisa menutupi kebutuhan pangan nasional. Sejauh ini beras impor hanya bersifat sebagai stok. Hingga Desember, beras imoor belum masuk ke pasaran.

Ia menjelaskan, pada dasarnya yang ingin dicapai pemerintah adalah ketahanan pangan bagi masyarakat Indonesia. Itu artinya seluruh masyarakat bisa mengakses pangan.

"Ketahan pangan itu konkrit, artinya setiap orang ada akses ke pangan yang harganya bisa dijangkau. Ini bagian dari kedaulatan pangan. Misalnya produksi pangan melimpah tapi rakyat tidak bisa beli, itu bukan ketahanan pangan namanya," terangnya.

Ia mengakui saat ini untuk beras misalnya, sebagian negara masih harus memastikan ketersediaannya mencukupi. Hal ini tidak menutup kemungkinan untuk impor.

Namun, semakin ke depan pihaknya terus menggenjot agar pemenuhan bahan pokok terus tercukupi. Ia pun menilai, semakin ke depan pemerintah harus lebih selektif untuk melakukan impor pangan.

"Sebagian besar komoditas produksi terus meningkat, tapi populasi juga meningkat.
Untuk gandum masih impor, kita tidak bisa tanam, daging sapi, angka impornya terus turun," ucapnya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan