Rabu , 05 Jul 2017, 16:32 WIB

Indonesia Incar Penerbangan Langsung ke Moskow

Red: Indira Rezkisari
Republika/Dwi Murdaningsih
Kremlin di kota Moskow.
Kremlin di kota Moskow.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mengincar untuk membuka penerbangan langsung dari Indonesia menuju Moskow, Rusia, untuk menarik lebih banyak wisatawan Rusia yang berkunjung ke Indonesia.

"Selama ini kita kalau ke Rusia harus transit ke negara ketiga dan bisa memakan waktu 24 jam. Padahal jika ada penerbangan langsung hanya memakan waktu 11 jam," kata Dubes RI untuk Rusia M Wahid Supriyadi dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (5/7).

Dubes Wahid akan bertemu dengan pihak manajemen Garuda Indonesia malam ini untuk membicarakan teknis rencana tersebut. "Alhamdullilah Garuda sudah ada komitmen untuk terbang ke Moskow," kata Dubes Wahid.

Direncanakan pesawat Garuda Indonesia akan terbang tiga kali seminggu ke Rusia. Dua kali dari Denpasar dan satu kali dari Jakarta selambat-lambatnya Agustus tahun ini, kata Wahid.

Data dari Kementerian Pariwisata menunjukkan sekitar 85 ribu turis Rusia berkunjung ke Indonesia tahun lalu. Sementara tahun ini, Indonesia memasang target untuk menarik 100 ribu wisatawan dari Rusia. Hingga April 2017, tercatat sebanyak 45 wisatawan dari Rusia telah berkunjung ke Indonesia.

Menurut Dubes Wahid, angka tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan Rusia yang berkunjung ke Thailand yang bisa mencapai 1,5 juta dalam satu tahunnya karena didukung oleh adanya rute penerbangan langsung dari negara tersebut ke Rusia.

"Kalau Garuda terbang, bukan hanya membawa manusia tapi juga buah-buahan tropis dan sayuran yang menjadi barang eksotik di Rusia," kata Dubes. Tak hanya membuka pintu pariwisata, namun juga peluang perdagangan produk buah sayuran dan buah ke Rusia.

Menyusul embargo dari Uni Eropa dan Amerika, Rusia akan membalas dengan menyetop impor produk buah dan sayuran serta produk susu dari mereka. Pasar yang ditinggalkan oleh Rusia tersebut menawarkan peluang yang besar bagi produk buah dan sayuran dari Indonesia.

"Produk-produk ini harus diangkut dengan kargo udara, tak mungkin dengan kapal karena bisa busuk," kata Wahid.

Satu pesawat Garuda Indonesia bisa mengangkut hingga lima ton produk-produk tersebut, kata dubes. Buah-buahan tropis dan sayuran menjadi barang langka di Rusia, kata Dubes seraya mengingat pengalamannya membeli satu biji buah rambutan yang dihargai Rp 20 ribu di pasar Rusia.



Berita Terkait