Ahad , 28 Aug 2016, 09:47 WIB

Alasan Indonesia Kalah dengan Thailand dalam Kemajuan Wisata Halal

Rep: MGROL73/ Red: Winda Destiana Putri
dok Republika/Hiru Muhammad
pemerintah kini sedang menggiatkan wisata produk halal
pemerintah kini sedang menggiatkan wisata produk halal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Berdasarkan data yang diberikan Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3H), jumlah wisman wisata halal pada 2014, memperlihatkan angka wisman Indonesia lebih sedikit dibanding jumlah yang datang ke Thailand. Total wisman yang diraih Indonesia sebanyak 9,435,000, berjarak tiga kali lipat lebih sedikit dibanding kunjungan wisata halal Thailand.

Meski bukan negara Muslim, Thailand berhasil meningkatkan kualitas wisata halalnya sejak lama. Terhitung sudah 22 tahun negara yang dihuni muslim kurang lebih 6,8 persen tersebut mampu mengentaskan persaingan dari negara-negara dengan penduduk muslim terbesar seperti Indonesia.

Selaku ketua TP3H, Sofyan Riyanto berujar wajar dengan jumlah yang diraih Negeri Gajah Putih tersebut. Sebab, negara beribukota Bangkok itu telah mengawali pengembangan wisata halal pada 1994.

"Mengapa dari grafik kita kalah saing dengan Thailand yang hanya memiliki 6,8 persen penduduk muslim? Mereka sudah mulai sadar untuk mengembangkan potensi wisata halal 22 tahun lalu," ungkap Riyanto kepada wartawan, belum lama ini.

Selain itu, adanya pendirian The Halal Science Center yang didirikan cucu pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, menjadi faktor utama. Winai Dahlan yang lahir dan dibesarkan di Thailand, menginisiasi pembentukan lembaga penelitian minuman dan makanan halal yang ada di Thailand, untuk membantu Komite Islam Thailand dalam misinya sebagai Halal Certification Agency.

Dengan demikian, pantas jika Thailand dikatakan sebagai produsen wisata halal terbesar di Asia. Hal itu juga dicapai Thailand dengan membuat Catering Main Kitchen halal terbesar. Tidak hanya itu, dikabarkan dalam waktu dekat Pemerintah Pariwisata Thailand sedang memproses wisata malam terbesar di Thailand, Pattaya, menjadi pusat wisata halal terbesar di sana.

Meski demikan, Sofyan Riyanto mengaku tidak khawatir dengan banyaknya negara yang mulai mengembagkan potensi wisata halal yang dimiliki. Negara-negara seperti Jepang, Australia, dan Thailand yang mulai menggarap, dianggap Riyanto tidak akan secepat Indonesia.

"Mereka itu masih harus mentata ulang untuk menjadikan wisata halal terbesar di negaranya, sementara Indonesia? tinggal poles sedikit sudah selesai," tutupnya.