Ahad , 28 Aug 2016, 09:09 WIB

Mencari Bibit-Bibit Wisata Halal di Indonesia

Rep: MGROL73/ Red: Winda Destiana Putri
Republika/Mardiah
Ilustrasi Wisata Halal. (Republika/Mardiah)
Ilustrasi Wisata Halal. (Republika/Mardiah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu program Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3H) Kementerian Pariwisata dalam memacu peningkatan kualitas wisata halal, adalah menyelenggarakan Kompetisi Pariwisata Halal Nasional (KPHN) 2016. Kompetisi yang dibuat sebagai apresiasi terhadap destinasi dan industri penyokong pengembangan wisata halal tersebut, ternyata ikut andil menemukan bibit-bibit wisata dan industri yang berkualitas tanpa terdengar pemerintah dan masyarakat umum.

Dari jumlah total 15 kategori, terdapat beberapa kategori yang menemukan bibit industri berkualitas dan tak banyak terdengar. Di antaranya dalam kategori Operator Haji dan Umroh Terbaik dan Kuliner Halal Terbaik.

Sebanyak sembilan nominasi dari kategori Operator Haji da Umroh terbaik, terdapat satu nominasi yang disebut Sofyan Riyanto selaku Ketua TP3H berkualitas dan memiliki keistimewaan tersendiri, yang baru ia temukan. Itu adalah Operator Haji Fatimah Zahra yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah.

Riyanto mengungkapkan kekagumannya terhadap operator haji tersebut, karena dinilai memiliki standar yang berkualitas dalam penyelenggaraan Pra-Haji dan Umroh. Fatimah Zahra diketahui memiliki luas areal bergumulnya Calon Haji (Calhaj) sebesar empat hektar dengan konsep Kakbah buatan yang persis aslinya di Mekkah.

"Saya terkesan dengan Operator Haji Fatimah Zahra, mereka memiliki keistimewaan dalam menyediakan tempat manasik haji dan Kakbah dengan kategori baik dan berkualitas bagi para Calhaj. Tidak hanya itu, meski kita jarang dengar namanya, namun ternyata mereka juga telah mendapatkan berbagai award dari banyak pihak," ungkap Riyanto pada pertemuan di Jakarta belum lama ini.

Tidak hanya Operator Haji dan Umroh yang menjadi kekaguman unknown destination by public, namun dalam kategori lain, yakni Wisata Kuliner Halal Khas Daerah Terbaik juga memunculkan satu kuliner yang dinilai TP3H bakal mendunia.
Chocodot, asal Garut Jawa Barat, berada di jajaran tiga nominasi kategori tersebut.

Jika dua nominasi lain, Ayam Taliwang dan Kue Bingka Nayadam telah sering terdengar, Chocodot menjadi satu-satunya nominasi yang diklaim Riyanto belum banyak terdengar, namun punya potensi mendunia. Chocodot merupakan jenis coklat yang dibuat dengan rasa yang tak monoton. Kombinasi coklat dengan panganan khas Sunda, membuat produk asal Garut tersebut telah menjadi Brand Image yang tembus pasar Internasional.

"Kami yakin Chocodot bakal menjadi oleh-oleh wisata halal yang berkelas dunia," ujar Riyanto bersemangat.