Sabtu 14 Jul 2018 07:00 WIB

Mahasiswa IPB Tulis Novel Kemaritiman Pertama di Indonesia

Novel ini memiliki tiga keunikan sekaligus nilai lebih dibandingkan PKMK.

Kampus IPB
Foto: Dok IPB
Kampus IPB

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Irfan Syauqi, Mahasiswa IPB: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Dalam ajang program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan (PKMK), mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan mini novel kemaritiman. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan program bergengsi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. 

Tim PKMK IPB yang menghasilkan karya mini novel kemaritiman pertama di Indonesia ini, menamai timnya dengan nama “LAGOS”. Sebuah kata yang mirip dengan kata “laguna” (bagian dari morfologi laut). 

Karya perdana tim Mahasiswa IPB ini berjudul “LAGOS The Secret Of Archipelago : Pulau Sebira” dengan tema Mengenal Maritim. Mini novel kemaritiman perdana ini memiliki tiga keunikan sekaligus nilai lebih dibandingkan PKMK atau usaha sejenis lainya. 

Keunikan pertama yaitu luaran yang dihasilkan adalah novel. Letak keunikannya terdapat pada susunan ceritanya. Tim penulis yang terdiri mahasiswa IPB ini menyisipkan pengetahuan-pengetahuan tentang kemaritiman kedalam alur berjalannya cerita. 

Mulai dialog antar tokoh yang menanyakan negeri Indonesia, cita-cita tokoh yang tidak berkeinginan ke laut, dan latar cerita yang di ambil merupakan daerah-daerah potensial untuk pengembangan potensi kemaritiman. Khususnya pada produk pertama mahasiswa IPB ini, mengukir ceritanya yang berlatar di Pulau Sebira. Sebuah pulau yang masih dalam gugusan Kepulauan Seribu, namun masih sangat jarang yang mengetahuinya.

Keunikan kedua yaitu mini novel ini didasarkan pada fakta ilmiah. Pengetahuan yang tertuang bersumber dari buku-buku ilmiah yang digunakan sebagai referensi mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB. Dari bahasa buku ajar yang kaku, diolah menjadi bahasa cerita yang aplikatif dan familiar untuk bisa dipahami.

Keunikan yang ketiga adalah sistem pemasaran yang digunakan. Tim ini mengajak civitas akademika khusus mahasiswa FPIK, civitas penggiat kemaritiman, penggiat literasi, pemuda, dan perusahaan/swasta untuk membeli produk yang nantinya akan langsung di donasikan kepada taman-taman baca di penjuru nusantara. Gerakan ini dinamai “Gerakan 1.000 buku literasi kemaritiman”. 

“Kami telah memilki 1.000-an database taman baca se- Indonesia untuk tempat pendistribusian produk mini novel ini,” kata bagian marketing tim PKMK Lagos IPB.

Hal ini disambut baik oleh Dekan FPIK IPB, Luky Adrianto yang baru saja pulang dari Qingdao, Cina guna mengikuti 2nd Global Ocean Summit (GOS) 2018. Menurut Lucky, segenap civitas akademika FPIK-IPB akan mendukung penuh penyebarluasan mini novel ini karena sesuai dengan semangat global yang tercermin dari insiasi International Marine Science Popularization Alliance (IMSPA) yang diselenggarakan sebagai side event dari GOS 2018 Qingdao, Cina. 

“Ide kalian ini bisa dikembangkan menjadi tidak hanya memproduksi novel. Tapi, juga program-program milenial di bidang kemaritman yang bisa menjadi semacam Integrated Production Company di bidang kemaritiman,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement