Selasa 26 May 2020 12:30 WIB

Ini Pertimbangan Arab Saudi Longgarkan Lockdown Kamis Ini

Arab Saudi melonggarkan lockdown karena pertimbangan tren kasus Covid-19 menurun.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Arab Saudi melonggarkan lockdown karena pertimbangan tren kasus Covid-19 menurun. Ilustrasi Penyebaran Virus Corona.
Foto: MgIT03
Arab Saudi melonggarkan lockdown karena pertimbangan tren kasus Covid-19 menurun. Ilustrasi Penyebaran Virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Arab Saudi akan memasuki fase baru dari krisis virus corona dengan mulai melonggarkan penerapan lockdown pekan ini. Negara ini mengambil langkah sementara pertama untuk kembali menjalani kehidupan normal.

Namun begitu, Menteri Kesehatan, Dr Tawfiq Al Rabiah, menekankan setiap orang mengikuti semua tindakan pencegahan yang diterapkan oleh pihak berwenang. Hal itu agar kehidupan kembali normal secara bertahap dengan berhasil.

Baca Juga

"Pada Kamis, kami akan bergerak dari satu fase ke fase yang lain sesuai dengan penilaian kesehatan yang cermat. Fase itu dimulai secara bertahap sampai kita kembali ke keadaan normal, dengan konsep baru berdasarkan jarak sosial," kata Al Rabiah, dilansir di Arab News, Selasa (26/5).

Ia mengatakan, langkah pencegahan yang diambil oleh Kerajaan Saudi pada awal wabah telah membantu membatasi penyeberan virus Corona. Kini, Kementerian telah mengembangkan rencana untuk fase selanjutnya yang bergantung pada dua faktor utama. 

Faktor tersebut yakni kapasitas sistem perawatan kesehatan untuk mengatasi kasus-kasus kritis, dan perluasan pengujian (tes) untuk mengidentifikasi infeksi baru sesegera mungkin. 

Sang Menteri juga menyampaikan rasa terima kasih kepada penduduk karena mematuhi peraturan pemerintah. Ia juga meminta masyarakat untuk senantiasa menganakan masker wajah ketika berada di luar rumah.  

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengatakan meskipun baru-baru ini ada perdebatan di kalangan ilmiah tentang betapa mudahnya virus corona baru itu ditularkan melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi orang yang terinfeksi. 

Misalnya, melalui tetesan dari sistem pernapasan ketika batuk atau bersin. Namun demikian, Kemenkes mengatakan belum ada kesimpulan pasti satu cara atau yang lainnya dan masyarakat disarankan untuk berhati-hati.

"Teori ini tidak dapat dikecualikan bahwa permukaan adalah sarana untuk menularkan virus. Beberapa pusat nasional khusus mengatakan itu mungkin, yang lain mengatakan itu tidak mudah untuk menyebar melalui permukaan, tetapi tidak ada penelitian untuk membantahnya," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Saudi, Dr Mohammed Al Abd Al Aly.

Pada Senin (25/5), tercatat ada 2.235 kasus Covid-19 di Arab Saudi. Sehingga, total jumlah infeksi Covid-19 di negara itu menjadi 74.795. Terdapat 28.728 kasus aktif di Kerajaan itu, 384 di antaranya digambarkan kritis. Al Aly mengatakan, ada 2.148 pasien telah sembuh, sehingga jumlah total pasien yang sembuh menjadi 45.668.  

Sementara itu, ada sembilan kematian tambahan dilaporkan di Makkah dan Baish, sehingga jumlah orang yang meninggal karena virus itu menjadi 399. Jumlah tambahan kasus meninggal tersebut merupakan ekspatriat antara usia 31 dan 63.  

Selanjutnya, pemerintah Saudi juga telah melakukan sebanyak 18.545 tes skrining. Sehingga, jumlah total dari pengujian virus corona itu menjadi 722.079.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement