Kamis 04 Jun 2020 12:52 WIB

Nigeria Tunggu Keputusan Arab Saudi Terkait Pelaksanaan Haji

Komisi Haji Nigeria optimisme haji 2020 tetap digelar meski dengan pembatasan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Nigeria Tunggu Keputusan Arab Saudi Terkait Pelaksanaan Haji. Jamaah haji Nigeria terbang menggunakan maskapai Max Air.
Foto: Daily Trust
Nigeria Tunggu Keputusan Arab Saudi Terkait Pelaksanaan Haji. Jamaah haji Nigeria terbang menggunakan maskapai Max Air.

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Ketua Eksekutif Komisi Haji Nasional Nigeria (NAHCON) Alhaji Zikrullah Kunle Hassan mengatakan, keputusan pelaksanaan haji 2020 masih menunggu pengumuman dari Kerajaan Arab Saudi. Hassan optimistis haji 2020 masih bisa dilaksanakan meski ada ketakutan dan ketidakpastian karena pandemi Covid-19.

Namun, dia menyebut dalam pelaksanaan nanti ada beberapa langkah penjagaan yang ketat guna menjaga kesehatan jamaah. Ia mengatakan ada kemungkinan pengurangan kuota jamaah haji untuk semua negara.

Baca Juga

Dalam sebuah webinar yang digelar NAHCON, Hassan membahas seputar masa depan operasional haji dan umrah setelah pandemi. "Hanya Pemerintah Arab Saudi yang dapat mengambil keputusan akhir. Kita hanya bisa mengambil keputusan dengan pertimbangan Saudi," katanya dikutip di The Nation Online, Kamis (4/6). 

Arab Saudi disebut bisa saja menyetujui pelaksanaan haji 2020. Hal ini melihat dari tindakan dan langkah maju yang diambil oleh kerajaan untuk memerangi penyebaran Covid-19, serta meningkatnya jumlah pasien yang sembuh.

 

Hassan lantas menyoroti beberapa faktor yang mendukung hal tersebut. Temasuk pembukaan kembali masjid baru-baru ini untuk sholat, pelonggaran kebijakan lockdown di seluruh negeri, pemasangan mesin Advanced Self-Sterilization di gerbang masjid untuk menyemprotkan cairan antiseptik pada jamaah, serta tingkat pemulihan orang yang terinfeksi.

Faktor lainnya adalah berkurangnya jumlah kasus positif dan pembukaan enam laboratorium diagnostik besar. "Semua langkah ini adalah petunjuk Pemerintah Saudi mungkin bersiap untuk mengatur pelaksanaan haji 2020. Itulah yang memberi saya optimisme," lanjutnya.

Meski demikian, ketua NAHCON mengingatkan jika Pemerintah Arab Saudi dapat memberlakukan beberapa tindakan untuk menahan penyebaran Covid-19. Termasuk kemungkinan pengurangan kuota global dan melarang kedatangan jamaah dengan risiko tinggi Covid-19, seperti lanjut usia (lansia).

Selain dilakukan pemantauan kesehatan tiap jamaah, Hassan menyebut ada kemungkin dilakukan karantina dan desinfeksi. Jamaah juga harus mengikuti protokol jaga jarak sosial di Mina, Arafat dan sekitar Ka'bah.

"Saya masih percaya pelaksanaan haji tahun ini disertai kondisi tertentu dan mungkin di luar kebiasaan haji sebelumnya. Jamaah mungkin harus melakukan isolasi diri atau karantina diri. Selain itu, masalah jarak sosial bisa diadopsi selama ritual di akomodasi dan transportasi," ujar Hassan.

Hassan, menggambarkan haji sebagai sarana umat Islam berdoa dengan sungguh-sungguh. Di antaranya untuk peningkatan spiritual, pengampunan dosa, dan mencari kebutuhan pribadi.

Selanjutnya, meski ia optimistis dan berharap haji tahun ini tetap berjalan, ia menyadari tidak mungkin dilakukan tanpa beberapa langkah ketat untuk menjaga kesehatan dan keselamatan jamaah. Hassan menyebut saat ini masing-masing umat Muslim berdoa dan mencari pertolongan Allah SWT agar pandemi ini cepat berlalu.

Tapi di sisi lain, setiap individu harus sadar jika ke depannya kehidupan tidak bisa kembali seperti sebelumnya. Terakhir, ia memohon kepada jamaah haji untuk menerima keputusan apa pun yang diambil oleh Pemerintah Saudi nantinya sebagai kehendak Allah SWT. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement