Selasa 01 Dec 2020 22:35 WIB

Seruan Adzan Jihad Dinilai Kreativitas Berlebihan

Beredar video adzan menyerukan jihad.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Seruan Adzan Jihad Dinilai Kreativitas Berlebihan. Foto: Azan (ilustrasi)
Foto: hifatlobrain.net
Seruan Adzan Jihad Dinilai Kreativitas Berlebihan. Foto: Azan (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,MAJALENGKA --- Anggota komisi VIII DPR RI yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan Majalengka, KH Maman Imanulhaq memberikan pernyataan terkait hebohnya sejumlah video orang yang mengumandangkan adzan berisi kalimat seruan jihad. Menurutnya adzan dengan memasukan kalimat seruan untuk berjihad di dalamnya seperti pada banyak video yang tengah viral tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah.

Ia menjelaskan susunan lafadz adzan dan Iqamah tidak perlu ditambah dengan kalimat seruan lainnya. Meski memang dalam beberapa kondisi tertentu semisal faktor cuaca yang ekstrim dan ada hal yang membahayakan maka muadzin dapat menyerukan jamaah untuk shalat di rumah sebagaimana merujuk sejumlah hadits.

Tetapi tidak ditemukan keterangan menambahkan kalimat seruan berjihad dalam adzan. Sebab itu menurutnya menambahkan seruan jihad pada adzan atau iqamah merupakan perkara bidah. KH Maman meminta umat tidak terprovokasi dengan beredarnya video tersebut.

"Saya rasa viralnya video itu tidak perlu ditanggapi secara berlebih. Kita jangan terprovokasi, kita jangan terhasut itu mungkin lomba adzan yang kreatif saja, atau lomba iqamat yang kreatif walau pun kreatifitasnya berlebihan, bidah yang bidahnya  mengada-ngada, makanya saya berprinsip tidak perlu ditanggapi berlebihan.  Masyarakat yang rasional yang patuh pada ajaran ulama dan habaib akan selalu mengikuti ajaran Islam yang diajarkan Rasulullah tidak mengada ada tidak juga membuat kecemasan dan kepanikan,"  kata KH Maman dalam pesan suara yang diterima Republika.co.id pada Selasa (1/12).

Ia juga menyayangkan sebab terdapat salah satu pembuat video kumandang adzan dengan seruan jihad itu adalah warga Majalengka. Menurutnya ajakan jihad pada saat ini tidak tepat. Sebab Indonesia tengah dalam keadaan tenang dan damai. Di lain sisi pemerintah pun memberikan kebebasan pada umat Muslim dalam melaksanakan syariat Islam. Bahkan menurutnya pemerintah mensuport Pesantren, guru mengaji, dan masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19.

"Secara keseluruhan menunjukan bahwa pemerintah kita betul-betul sesuai apa yang kita inginkan sebagai umat islam.

Perspektif jihad pada hari ini bukan dengan melakukan perlawanan kepada pemerintah yang sah, tetapi jihad pada konteks hari ini adalah bagaimana kita melawan kemiskinan, melawan kebodohan dan tentu secara gotong royong kita sekarang ini melawan Covid-19," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement