Rabu 20 Feb 2019 11:11 WIB

Tak Hanya Ahli Botani, Ad-Dinawar Juga Seorang Sejarawan

Ad-Dinawari pun dikenal sebagai se orang sejarawan lewat kitabnya al-akhbar al-tiwal.

Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.
Foto: Photobucket.com/ca
Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prof MR Izady dalam karyanya bertajuk The 1.100 Anniversary of Abu-Hanifa Dinawari menuturkan, saat itu, Kota Dinawar telah menjelma sebagai kota besar di Kurdistan Selatan.

Dinawar terletak di kawasan yang strategis karena berada di antara wilayah Timur dan Barat yang dikenal sebagai jalur utama perdagangan internasional, Jalur Sutera. ‘’Hingga kini, kota itu dikenal sebagai penghasil ilmuwan dan pemikir, seperti ad-Dina wari,’‘ cetus Prof Izady.

Baca Juga

Menurut catatan sejarah, ad-Dinawari adalah keturunan bangsa Kurdi. Ia merupakan keturunan Wanand. Ad-Dinawari merupakan generasi kedua yang memeluk agama Islam. Dari kota itu, terlahir juga seorang ulama dan ahli agama ber nama Muhammad ibnu Abdullah ibnu Mihran Dinawari dan ahli tata bahasa yang bernama Abu-Ali Ahmad ibnu Jafar ibnu Badh Dinawari.

‘’Mereka juga adalah generasi kedua yang memeluk Islam,’‘ papar Prof Izady.

Menurut dia, hingga kini, pendu duk Kota Dinawar tak pernah melupakan jasa dan kontri busi yang diberikan Abu Hanifa ad- Dinawari dalam mengembang kan ilmu pengetahuan. Setiap tahun, masyarakat di kota itu memperi ngati hari Abu Hanifa Dinawari.

Sungguh luar biasa, penduduk asli kota itu sangat menghormati Abu Hanifah Dinawari berkat kontribusinya bagi sejarah dan kebudayaan,’‘ tegas Prof Izady. Salah satu kontribusi paling penting yang diberikan ad-Dinawari bagi peradaban manusia adalah Kitab al-Nabat. Itulah sebabnya dia dianggap sebagai penemu botani dari Arab.

Dia juga dianggap sebagai penu lis pertama yang mendiskus kan bangsa Kurdi. Ia mengupas jejak dan sejarah bangsa Kurdi lewat bukunya yang bertajuk Ansab al-Akrad (Keturunan Kurdi). Ad-Dinawari pun dikenal sebagai se orang sejarawan. Karya sejarahnya dituankan dalam buku berjudul Kitab al-Akhbar al-Tiwal (Book of Long Narratives). Buku itu mengisahkan jejak kehidupan manusia mulai dari pra-Islam hingga era Islam.

Ad-Dinawari dikenal sebagai seorang pemikir berkelas dunia. Para ilmuwan modern mengagumi ketelitian, ketepatan, serta keandalan ilmuwan Persia itu. Tak heran jika namanya disejajarkan dengan ilmuwan Muslim legenda ris, seperti Ibnu Khaldun yang di kenal lewat bukunya yang berjudul Al-Muqaddimah. Ad-Dinawari dikenal dengan keluasan ilmu pengetahuannya. Karya ad-Dinawari yang sudah hilang ternyata bisa ditemukan la gi dalam karya ilmuwan lain. Ba nyak ilmuwan yang menja di kan buah pikirnya se bagai refe rensi dan ada pula yang menulis ulang bukunya.

Sejarawan dan ahli etnografi terkenal, Mas’ udi, mengata kan, Ibnu Qutayba Dinawari telah mengkopi Buku Orientasi Perbintangan (Book of Astral Orientati ons) karya Abu Hanifa ke dalam karyanya. Dalam bidang astronomi, sosok ad-Dinawari pun begitu dihormati dan dika gumi. Ia dikenal sebagai se orang as tro nom hebat asal Persia yang menemukan Galaksi Andromeda.

Sejarawan B Lewin dalam biografi tentang Abu Hanifa ad- Dinawari mengatakan, generasi muda Muslim patut mencontoh sang ilmu wan. Salah satu hal yang menarik dari ad-Dinawari adalah ketepatan dan ketelitiannya saat melakukan penelitian. Satu lagi, kita menemukan tokoh Muslim yang begitu hebat dari era kejayaan Islam.

Seorang ilmuwan yang tak pernah dilupakan masyarakat Kota Dinawar. Setiap tahun, masyarakat kota itu memperingati hari wafat Abu Ha nifa ad-Dinawari. Semangat dan perjuang an hidupnya tetap diles tarikan. Itulah sebabnya Dinawar menjadi kota penghasil pemikir dan ilmuwan. 

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement