Kamis 31 Jan 2019 16:16 WIB

Pengaruh Islam di Barat: Dari Sikat Gigi Hingga Aljabar

Ilmuwan Muslim berkontribusi terhadap perkembangan kelimuan di Barat

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan Inggris asal Kuwait, Farhat A Hussein, mengurai kembali tesisnya berjudul Islamic Civilisation and its Impact Upon the Development of Western Europe di Masjid Raya Royal Tent, Inggris. Banyak budaya Eropa Barat yang diam-diam mengadopsi temuan ilmuwan Muslim abad pertengahan.

"Kita mengakui pengaruh Yunani dan Romawi, tapi sedikit sekali pengakuan terhadap pengaruh Islam, ujarnya, dalam kuliah umum itu. Hadir di depannya Muslimin Inggris, duta besar Yunani dan Belgia, dan para pemerhati budaya Islam. Padahal, kata dia, pengaruh Islam tidaklah sedikit.

Ilmuwan Muslim berkontribusi terhadap perkembangan kelimuan di Barat, mulai dari sains hingga peradaban. Dalam kuliah umumnya selama dua jam, Hussein menyoroti fakta penting sejak abad VIII, yaitu selama 11 abad Muslim berkreasi dan menerangi dunia dari kegelapan di berbagai bidang. Pengaruh Islam itu terus hidup hingga Eropa memasuki abad modern, bahkan hingga saat ini, ujarnya.

Hussein membeberkan studi yang dilakukannya selama 15 tahun di bidang sejarah dan arkeologi. Demi risetnya itu, ia berkelana ke sejumlah negara Eropa dan beberapa negara lain seperti Cina untuk mengumpulkan beragam fakta sejarah mengenai infiltrasi peradaban Muslim di Eropa. Hasilnya, peradaban Islam mempengaruhi Eropa terutama di bidang seni, arsitektur, musik, matematika, keuangan, kedokteran, dan bidang-bidang lain.

Menurut dia, Alquran sarat dengan informasi mengenai astronomi, geologi, pengobatan, dan sains lainnya yang mengantarkan ilmuwan Muslim menjadi peneliti. Dan tak satupun ilmuwan modern yang mencurahkan waktu dan uangnya demi meneliti dan memahami sains dalam Alquran dan menghasilkan 1.400 buku dari cabang ilmu yang berbeda, ujarnya.

Buku-buku itulah yang kemudian diadopsi barat dan digunakan untuk memajukan peradaban mereka. Ia mencontohkan kebiasaan menyikat gigi yang berangkat dari kebiasaan Muslim menyikat giginya dengan siwak. Siwak adalah ranting pohon yang dibuat sedemikian rupa sehingga bisa difungsikan sebagai penyikat gigi.

Dalam siwak, kata dia, ditemukan empat cara perawatan gigi sekaligus. Yaitu penyikat gigi, pasta gigi, pencuci mulut (mouth wash), dan antiseptik, ujarnya,. Pengaruh lainnya adalah dalam istilah/bahasa. Gula, atau sugar dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa Arab sukkar.

Hussein juga mengemukakan tentang kontribusi Ibnu Sina dan bukunya, Al-Qanoun, yang menjadi dasar referensi kedokteran modern. Ia juga menyinggung tentang bapak aljabar dunia, Jabar Ibnu Hayyan serta filsuf Al Razi dan Al Khawarizmi yang terori-teori mereka tetap dipakai hingga saat ini.

Studi Hussein ini mematahkan klaim sejarawan Inggris lainnya, Bernard Lewis, yang menyebut Muslim menjadi berbudaya setelah kolonisasi Eropa pascajatuhnya dinasti Usmaniyah. Bagaimanapun, fakta sejarah membuktikan, Eropa hidup di abad kegelapan dari abad V hingga abad IX, dan pada saat yang sama Muslim dalam puncak kejayaan keilmuan di bawah Dinasti Abbasiyah di bawah kepemimpinan khalifah Al mansur, Al Rasyid, Al Mamun, dan Al Mutasim, tambah guru besar sejarah di beberapa perguruan tinggi ternama di Inggris ini.

Menurut dia, pengaruh Islam masih tersisa di Eropa Barat hingga saat ini, terutama di semenanjung Iberia. "Banyak kota yang masih menggunakan nama-nama Arab, dan arsitektur Islam juga masih mendominasi, ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement