Senin 18 Jan 2021 04:34 WIB

Pesan Bagi yang Ragu Vaksinasi: Contoh Dakwah Nabi Muhammad

Dakwah Nabi Muhammad dilakukan bertahap.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Pesan Bagi yang Ragu Vaksinasi: Contoh Dakwah Nabi Muhammad. Foto: Ilustrasi Nabi Muhammad SAW
Foto: MGROL100
Pesan Bagi yang Ragu Vaksinasi: Contoh Dakwah Nabi Muhammad. Foto: Ilustrasi Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Ahsin Sakho Muhammad mengatakan, tingginya keraguan masyarakat untuk melakukan vaksinasi merupakan hal yang wajar terjadi. Pada dasarnya, setiap orang yang belum mengetahui sesuatu, akan cenderung mengingkari sesuatu itu, karena belum mengetahui kebenarannya, jelas Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) itu.

Selain banyaknya kabar burung yang menambah kekhawatiran masyarakat untuk melakukan vaksinasi, masih banyak pula masyarakat yang memiliki keyakinan bahwa imunitas mereka tetap baik meski tanpa melakukan vaksinasi. Fenomena ini dapat dikaitkan dengan cara dakwah Nabi Muhammad SAW, saat beliau mengutus Mu'adz bin Jabal RA untuk menyebarkan Islam ke Yaman, ujarnya.

Baca Juga

Saat itu Rasulullah berpesan, 'Wahai Mu'adz, engkau nanti akan bertemu atau berhadapan dengan orang nasrani di Yaman, maka pertama yang perlu dilakukan adalah mengajak mereka untuk membaca dua kalimat syahadat, apakah mereka mau atau tidak, jika mereka bersedia, barulah kamu beritahukan mereka bahwa Allah SWT mewajibkan atas mereka sholat lima waktu, lalu jika mereka menurutimu dan menjalaninya (sholat) selama beberapa pekan, maka beritahukan pada mereka bahwa Allah mewajibkan zakat bagi mereka yang mampu."

"Jadi Rasulullah SAW, dalam berdakwah, itu dilakukan secara bertahap, walaupun sholat dan zakat adalah wajib, namun bagi orang yang baru mengenalnya (baru masuk Islam), jangan langsung diwajibkan seluruhnya, tapi bertahap. Karena penerapan syariat Islam pada masa nabi juga tidak dilakukan sekaligus, namun bertahap," jelas Dosen Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

"Jika merujuk pada sikap masyarakat yang menolak atau takut untuk vaksinasi, menurut saya, berikan dahulu mereka pemahaman bahwa dengan vaksin ini imunitas tubuh mereka akan bertambah, corona juga masih akan terus mewabah dan akan beresiko bagi semua orang, Jadi berikan masyarakat maklumat atau pentingnya vaksin," ujarnya menambahkan.

Dalam melakukan sosialisasi, tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar serta kesabaran yang tinggi. Dia meminta pemerintah pusat maupun daerah untuk tidak memberlakukan hukuman atau sanksi bagi masyarakat umum maupun tenaga medis yang menolak vaksin.

"Menurut saya, jangan dulu ada hukuman atau sanksi, karena sekarang saja keyakinan masyarakat atas vaksin saja masih rendah, lebih baik tingkatkan sosialisasi saja. Penerapan sanksi itu tidak efektif, menurut saya. Semua perlu waktu, karena vaksin ini kan masih baru," tegasnya.

Dea Alvi Soraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement