Sabtu 23 Oct 2021 19:00 WIB

Menteri Swedia: Saya Khawatir Afghanistan di Ambang Hancur

Keruntuhan ekonomi dinilai dapat menjadikan Afghanistan basis kelompok teror.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Ambulans membawa korban luka ke rumah sakit darurat setelah ledakan bom bunuh diri saat salat Jumat di Masjid Muslim Syiah di Kandahar, Afghanistan, 15 Oktober 2021.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Ambulans membawa korban luka ke rumah sakit darurat setelah ledakan bom bunuh diri saat salat Jumat di Masjid Muslim Syiah di Kandahar, Afghanistan, 15 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Menteri Kerja Sama Pembangunan Internasional Swedia Per Olsson Fridh memperingatkan, keruntuhan Afghanistan akan berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan. Fridh mengatakan, keruntuhan ekonomi Afghanistan berisiko membawa negara itu ke dalam krisis politik baru.

“Kekhawatiran saya adalah bahwa negara ini (Afghanistan) berada di ambang kehancuran dan keruntuhan itu datang lebih cepat dari yang kita duga,” kata Fridh kepada Reuters di Dubai, Sabtu (23/10).

Baca Juga

Fridh memperingatkan bahwa, keruntuhan ekonomi dapat menjadikan Afghanistan sebagai basis bagi kelompok-kelompok teror untuk berkembang. Swedia, kata Fridh, sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan upaya mengirimkan bantuan kebutuhan dasar melalui kelompok masyarakat sipil Afghanistan untuk mengamankan layanan dasar.

Namun Swedia tidak akan menyalurkan dana pembangunan melalui Taliban. Kelompok militan Taliban telah menghadapi kritik internasional karena kegagalannya untuk menegakkan hak-hak masyarakat sejak kembali berkuasa, termasuk mengizinkan anak perempuan mengakses pendidikan.

"Negara-negara lain perlu diyakinkan bahwa ini (penyaluran bantuan) dilakukan tanpa melegitimasi penguasa baru Taliban," kata Fridh.

Sebagian besar negara telah menutup kedutaan mereka di Kabul. Beberapa telah memindahkan kedutaan mereka ke Qatar. Fridh mengatakan, negara-negara Eropa belum siap untuk membuka kembali kedutaan mereka di Kabul. Dia menambahkan bahwa, lebih banyak misi diplomatik akan dibuka di Qatar sebelum kembali ke Afghanistan.

Sebanyak 27 negara Uni Eropa, termasuk Swedia, telah meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa. Namun Eropa telah menghentikan pemberian bantuan pembangunan.  

Palang Merah mendesak komunitas internasional untuk terlibat dengan Taliban. Palang Merah memperingatkan bahwa, mereka tidak bisa bergerak sendiri dalam memberikan bantuan kemanusiaan terhadap warga Afghanistan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement