Senin 26 Jul 2021 10:44 WIB

Afghanistan Kembali Buka Sekolah dan Universitas

Pembukaan kembali akan dilakukan secara bertahap di provinsi Afghanistan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Seorang pria menerima vaksin Johnson & Johnson COVID-19 di pusat vaksinasi di Kabul, Afghanistan, Minggu, 11 Juli 2021.
Foto: AP/Rahmat Gul
Seorang pria menerima vaksin Johnson & Johnson COVID-19 di pusat vaksinasi di Kabul, Afghanistan, Minggu, 11 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sekolah dan lembaga pendidikan lainnya di Afghanistan mulai dibuka, setelah tutup selama beberapa bulan karena pandemi virus corona.

Menurut pejabat kesehatan dan pendidikan, pembukaan kembali akan dilakukan secara bertahap di provinsi sehubungan dengan prevalensi Covid-19.

Baca Juga

Pejabat Kementerian Pendidikan, Hamid Obaidi, mengatakan, pusat-pusat akademik akan dibuka kembali di sejumlah provinsi yang memiliki rasio kasus positif di bawah 35 persen.  “Semua mahasiswa, guru, dan staf akan divaksinasi untuk ini,” kata Obaidi, dilansir Anadolu Agency, Senin (26/7).

Pada Mei, Afghanistan menutup semua universitas, sekolah, dan lembaga akademik lainnya karena peningkatan jumlah kasus Covid-19 tertinggi. Penutupan institusi pendidikan tersebut menyebabkan ujian masuk universitas tahunan di ibu kota Kabul juga ditangguhkan.

Pada Februari,  Afghanistan memulai peluncuran vaksin Covid-19 buatan India setelah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pemerintah Afghanistan telah berulang kali menyerukan lebih banyak dukungan internasional untuk memvaksinasi setidaknya 20 persen dari perkiraan 38 juta penduduk tahun ini. Afghanistan juga menargetkan pada akhir 2022, 60 persen dari total penduduknya telah menerima vaksinasi.

Pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa, administrasi vaksin telah mendapatkan momentum menyusul peningkatan infeksi dan kematian akibat Covid-19 sejak April. Menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat, sebanyak 40 ribu orang mendapatkan vaksinasi setiap hari. Pemerintah bertujuan untuk meningkatkan jumlah vaksinasi hingga 100 ribu per hari.

Pemerintah Afghanistan berencana untuk memperoleh 12 juta dosis vaksin Covid-19 pada awal 2022. PBB mengatakan, tingkat vaksinasi di Afghanistan cukup rendah. Sejauh ini kurang dari 4 persen populasi telah divaksinasi. Virus corona sangat mempengaruhi kehidupan anak-anak dan keluarga yang paling rentan di seluruh Afghanistan, karena mereka menghadapi dampak gabungan dari  pandemi, konflik, dan kekeringan.

Afghanistan pada Ahad (25/7) mencatat 52 kematian terkait virus corona dan 414 infeksi baru. Dengan demikian, total jumlah kematian menjadi 6.477 dan jumlah total infeksi menjadi 144.285. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement