Ahad 29 Nov 2020 16:57 WIB

30 Polisi Afghanistan Tewas dalam Serangan Bom

Serangan bom bunuh diri menyasar kamp militer di Ghazni, Afghanistan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Polisi Afghanistan berpatroli
Foto: AP/Rahmat Gul
Polisi Afghanistan berpatroli

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Serangan bom bunuh diri terjadi di sebuah kamp militer di pinggiran Ghazni, Afghanistan, pada Ahad (29/11). Sedikitnya 30 polisi tewas dan 20 lainnya luka-luka dalam insiden tersebut.

"Kamp yang menjadi sasaran milik Pasukan Polisi Perlindungan Umum diserang Ahad pagi. Petugas polisi yang menjaga fasilitas itu merespons penyerang," kata juru bicara pemerintah setempat Wahadullah Jumazada kepada kantor berita Xinhua.

Baca Juga

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Tariq Arian mengungkapkan pelaku pemboman meledakkan dirinya dari sebuah mobil bermuatan bahan peledak. Asap tebal membubung ke udara pasca-insiden tersebut. Menurut Jumazada insiden itu telah memicu kepanikan di Qala-e-Joz, sebuah daerah di pinggiran kota.

Insiden itu menjadi salah satu serangan paling berdarah yang menargetkan pasukan Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir. Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Ghazani merupakan wilayah yang telah menyaksikan pertempuran rutin antara Taliban dan pasukan pemerintah.

Saat ini, Pemerintah Afghanistan tengah menjalin pembicaraan damai dengan Taliban di Doha, Qatar. Hal itu diharapkan dapat berjalan lancar guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 19 tahun. Sebelumnya, Taliban telah mencapai kesepakatan damai dengan sekutu utama Afghanistan, yakni Amerika Serikat (AS).

Di bawah kesepakatan tersebut, Washington setuju untuk menarik pasukannya dari Afghanistan secara gradual. Pada 17 November lalu, AS mengumumkan akan secara tajam mengurangi jumlah personel militernya di Afghanistan dari 4.500 menjadi 2.500.

Pengumuman itu muncul karena telah terjadi peningkatan kekerasan di Afghanistan. Taliban terus melakukan serangan yang menargetkan para pemimpin pemerintah, pasukan keamanan, dan warga sipil. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement