Rabu 12 Aug 2020 13:55 WIB

Saat Trump Jadi Target Bidik Penerus Jenderal Soleimani

Foto Trump menjadi sasaran bidik balas dendam telah dihapus.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Foto: EPA-EFE/Oliver Contreras
Presiden Amerika Serikat Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Akun Twitter Yayasan Qassem Soleimani mengunggah foto yang menunjukkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang jadi target bidik, Senin (10/8) lalu. Unggahan tersebut juga memuat janji balas dendam terhadap AS atas kematian jenderal Iran, Qassem Soleimani.

Namun, postingan tersebut telah dihapus. Cicitan unggahan itu termasuk kutipan dari pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei yang mengatakan, Iran tidak akan pernah melupakan pembunuhan oleh AS terhadap Soleimani.

Baca Juga

"Dan pasti akan memberikan pukulan balasan kepada Amerika," cicit unggahan yang telah dihapus tersebut dikutip laman Al Arabiya, Rabu (12/8).

Khamenei memang pernah membuat pernyataan itu dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Khadimi bulan lalu di Teheran. Beberapa pengguna aktif di Twitter mengatakan unggahan tersebut merupakan ancaman kematian bagi Presiden Trump dan meminta platform media sosial untuk mengambil tindakan terhadap akun Twitter Soleimani.

Akun Twitter tersebut dijalankan oleh Qassem Soleimani Foundation yang dikepalai oleh putri Soleimani, Zeinab Soleimani. Putrinya juga sempat menyerukan balas dendam di berbagai penampilan mediannya.

Soleimani yang mengepalai Pasukan Quds, pasukan luar negeri Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, tewas dalam serangan udara AS di bandara internasional Baghdad pada 3 Januari. Beberapa hari kemudian setelah kematiannya, Iran membalas dengan meluncurkan serangan rudal balistik terhadap pangkalan militer di Irak yang menampung pasukan AS.

 

Beberapa jam kemudian, IRGC menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Ukraina di atas Teheran. Iran kemudian mengakui penembakan itu adalah salah mengira sebagai rudal jelajah setelah berhari-hari menyangkal bertanggung jawab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement