Senin 20 Sep 2021 06:36 WIB

Sejarah Hari Ini: Kedubes AS di Lebanon Dibom

Serangan itu menewaskan sedikitnya 20 orang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Bendera Amerika Serikat
Bendera Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pada 20 September 1984 Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Beirut, Lebanon dibom. Akibat tragedi itu 20 orang tewas. Pengebom bunuh diri diidentifikasikan merupakan kelompok Jihad Islam.

Seperti dilansir laman BBC History, Senin (20/9), pengebom mengendarai truk berisi 500 kilogram bahan peledak tinggi kemudian melaju dengan kecepatan tinggi di jalan utama kompleks kedutaan. Penjaga awalnya berjuang melepaskan tembakan ke truk tersebut, namun truk itu dengan cepat meledak tepat di depan kedutaan.

Baca Juga

Di antara korban luka adalah duta besar AS, Reginald Bartholomew. Dia terkubur di bawah reruntuhan dan harus diselamatkan oleh utusan Inggris yang berkunjung, David Myers.

Pengebom bunuh diri tersebut diketahui bisa masuk begitu jauh ke dalam kompleks kedutaan karena menggunakan kendaraan yang serupa dengan armada kedutaan AS, dan dilengkapi dengan plat diplomatik. Serangan saat itu terjadi menyusul dua pengeboman lainnya oleh Jihad Islam terhadap target Amerika dalam 18 bulan terakhir.

Kala itu kedutaan baru dibuka enam pekan setelah yang sebelumnya diledakkan pada April 1983 yang menewaskan 61 orang. Kelompok itu juga berada di balik serangan di pangkalan Marinir AS di Beirut sembilan bulan sebelumnya, yang menewaskan 241 orang.

Jihad Islam disebut bersekutu dengan Ayatollah Khomeini di Iran. Mereka mengatakan telah menyerang kedutaan karena tidak ingin satu orang Amerika tetap berada di tanah Lebanon.

Presiden AS kala itu, Ronald Reagan mengatakan kepada wartawan bahwa serangan itu adalah pengingat yang menyakitkan akan ancaman terorisme. Dia menegaskan bahwa warga AS tidak bisa bersembunyi atau diam saja menghadapi teror.

"Anda harus hidup dan Anda harus melakukan yang terbaik untuk melindungi diri Anda sendiri, tetapi Anda harus tahu bahwa kelompok teroris ini mengancam di seluruh dunia," katanya.

AS kemudian tetap membuka kedutaan mereka setelah serangan itu, meskipun Lebanon tetap menjadi tempat yang berbahaya bagi orang Amerika. Kehadiran mereka dibenci di negara yang terkoyak oleh perang saudara dan konflik dengan Israel.

Selama 1980-an hampir 270 warga AS tewas dalam pengeboman, pembunuhan dan penculikan. Sekurangnya lima diculik meski kemudian dibebaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement