Selasa 09 Aug 2022 23:41 WIB

Badan Kerjasama Parlemen Desak PBB Bentuk Pasukan Perdamaian untuk Palestina

Pasukan perdamaian untuk Palestina dinilai cegah eskalasi agresi oleh Israel

Rep: Amri Amrullah / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi pasukan perdamaian. Pasukan perdamaian untuk Palestina dinilai cegah eskalasi agresi oleh Israel
Foto: AP/Justin Kabumba
Ilustrasi pasukan perdamaian. Pasukan perdamaian untuk Palestina dinilai cegah eskalasi agresi oleh Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon mengutuk keras serangan terbaru Israel kepada warga Palestina. 

Dia pun mendesak agar Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dapat membentuk pasukan perdamaian untuk Palestina.

Baca Juga

"Ini serangan sangat brutal. Ini jelas-jelas kejahatan perang. Saya mengutuk keras serangan itu. Dalih hanya menyerang kelompok pejuang di Gaza adalah alasan yang dibuat-buat. Di lapangan, Israel juga membunuhi anak-anak dan perempuan. Tercatat 15 anak-anak Gaza tewas,” ujar Fadli Zon, Selasa (9/8/2022).

Serangan brutal Israel atas Jalur Gaza sejak Jumat (5/8/2022) menurut Kementerian Kesehatan di Gaza telah menewaskan lebih dari 41 warga Palestina, termasuk 15 anak-anak, empat perempuan dan sedikitnya 311 terluka. Karena itu, dibutuhkan pasukan keamanan dari PBB yang harus melindungi rakyat Palestina.

Lebih lanjut, Fadli Zon yang juga merupakan anggota Komisi I DPR RI yang memiliki ruang lingkup tugas luar negeri ini mendesak komunitas internasional ikut menyuarakan hal yang sama. 

Terutama kepada DK PBB secepatnya mengambil langkah konkrit untuk menghentikan serangan barbar Israel tersebut.

“Menurut saya, langkah darurat saat ini adalah mendesak DK PBB melakukan intervensi langsung menghentikan serangan tersebut, meredakan ketegangan, dan membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza yang terisolasi sejak 14 tahun,” kata Fadli Zon.

Menurut dia, serangan ini semua gara-gara serangan Israel, situasi di Gaza menjadi panas, puluhan orang Palestina meninggal. Israel menamai serangan ini sebagai operasi 'Breaking Dawn'. 

Namun, warga sipil termasuk anak-anak ternyata turut menjadi korban tewas. Israel sendiri mengklaim menerima serangan mortir Palestina yang merusak perbatasan Israel-Gaza di Errez.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement