Selasa 11 May 2021 18:40 WIB

Militer Israel Bunuh Anak-Anak di Gaza

Seorang gadis berusia 10 tahun gugur akibat bom Israel di pengungsian Sathi di Gaza.

Rep: Fitriyan Zamzami/Kamran Dikarma/ Red: Fitriyan Zamzami
Ledakan akibat serangan udara Israel di Gaza, Senin (10/5).
Foto: AP/Hatem Moussa
Ledakan akibat serangan udara Israel di Gaza, Senin (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer Israel sejak Senin (10/5) malam membombardir Gaza, menyebabkan sedikitnya 24 orang gugur, sembilan di antaranya anak-anak. Selain itu, sedikitnya 107 warga terluka akibat serangan tersebut.

Kantor berita Palestina Wafa dan Maan news melaporkan, serangan pesawat nirawak Israel membombardir bagian utara Jalur Gaza di daerah Beit Hanoun sejak Senin petang hingga Selasa (11/5) pagi. Di lokasi tersebut, sedikitnya 20 warga Palestina gugur serta puluhan lainnya terluka.

Di antara yang gugur adalah Mustafa Aloush, Zakaria Aloush, dan Mohammad Abeid yang merupakan murid sekolah menengah; serta Zakaria Ziyad, Mustafa Ubaid, dan Muhammad Saber murid sekolah dasar. Tiga anak-anak lainnya yang gugur di Beit Hanoun termasuk gadis sepuluh tahun bernama Rahaf al-Masri.

Pesawat nirawak Israel juga mengebom permukiman di pengungsian Shati di bagian barat Kota Gaza dan membunuh seorang perempuan. Departemen Kesehatan Hamas mencatat, selain yang gugur terbunuh, sebanyak 107 warga Gaza mengalami luka-luka.  

Serangan di Gaza tersebut terkait dengan meningkatnya kekerasan di Yerusalem Timur beberapa waktu belakangan yang dipicu upaya Israel mengusir sejumlah warga Palestina dari rumah mereka di Seikh Jarrah.  Aksi pengusiran itu ditanggapi unjuk rasa warga Palestina. Pada Jumat (7/5), polisi Israel merangsek wilayah shalat di Masjid al-Azsha, termasuk Haram al-Syarif dan Masjid Kubah Batu untuk membubarkan unjuk rasa tersebut. Mereka menembakkan peluru karet, granat kejut, dan gas air mata.

Serangan tersebut berulang hingga Senin (10/5). Secara total lebih dari seribu orang terluka sepanjang penyerangan ke Masjid al-Aqsha tersebut.

Meski begitu, perlawanan Palestina itu berhasil memaksa Mahkamah Agung Israel menunda eksekusi pengusiran warga di Seikh Jarrah. Selain itu, mereka juga berhasil membatalkan rencana kelompok garis keras Yahudi melintasi Masjid al-Aqsha untuk memperingati Hari Yerusalem yang menandai kemenangan Israel dalam perang 1967.

Senin itu juga, kelompok Hamas mengancam akan menembakkan roket ke wilayah Israel jika polisi masih bersikeras tetap di al-Aqsha. Tak diindahkan hingga habis tenggat waktu, roket-roket kemudian meluncur ke wilayah Israel pada Senin sore.

Di antara wilayah yang terkena serangan adalah Ashkleon dengan korban enam warga Israel terluka, termasuk anak-anak yang luka ringan terkena serpihan. Sderot, dan permukiman di dekat Jalur Gaza, juga jadi sasaran roket-roket yang kebanyakan berhasil dihalau sistem pertahanan Iron Dome milik Israel.

Times of Israel melansir, serangan udara Israel kemarin merupakan respons atas roket-roket tersebut. Militer Israel alias IDF bersikeras bahwa wilayah yang diserang merupakan fasilitas Hamas dan Jihad Islam. IDF melansir, sebanyak 130 titik jadi sasaran penyerangan kemarin. Hamas mengakui, salah satu komandan mereka gugur dalam serangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement