Selasa 24 Nov 2020 12:51 WIB

Israel Siap Jalin Pembicaraan dengan Hamas

Belum ada tanggapan langsung dari Hamas atas pernyataan Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz
Foto: AP Photo/Sebastian Scheiner
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan, negaranya siap menjalin pembicaraan dengan kelompok Hamas. Hal itu dia ungkapkan saat bertemu koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov pada Senin (23/11).

Pada kesempatan itu, Gantz mengucapkan terima kasih kepada Mladenov karena telah membantu memfasilitasi dimulainya kembali koordinasi dengan Otoritas Palestina. Selain itu, mereka membahas pula tentang aksi Hamas yang dinilai telah melanggar kedaulatan Israel.

Baca Juga

"Saya menekankan, Israel siap mencapai solusi dan berkontribusi pada peningkatan kondisi penduduk Gaza, jika kita dapat mencapai pemahaman jangka panjang serta pengembalian warga kami (yang ditahan Hamas)," kata Gantz melalui akun Twitter pribadinya.

Belum ada tanggapan langsung dari Hamas atas pernyataan Gantz. Hamas diketahui menahan empat warga Israel, dua di antaranya tentara yang ditangkap pada musim panas 2014. Hamas telah menuntut pembebasan tahanan Palestina yang ditahan Israel sebagai imbalan untuk pembebasan mereka.

Pekan lalu Palestina memulai dan membuka kembali hubungan dengan Israel. Sebelumnya Palestina memutuskan menangguhkan sementara relasi dengan Tel Aviv menyusul dirilisnya rencana perdamaian Timur Tengah oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Sehubungan dengan seruan yang dibuat Presiden Abbas mengenai komitmen Israel terhadap perjanjian yang ditandatangani bilateral dan berdasarkan surat resmi tertulis serta lisan yang kami terima, yang mengonfirmasi komitmen Israel terhadap mereka, sesuai dengan hal tersebut hubungan dengan Israel akan kembali seperti semula," Menteri Urusan Sipil Palestina Hussein Al Sheikh, dikutip laman Al Arabiya pada Selasa (17/11).

Dalam konferensi video yang diselenggarakan Dewan Hubungan Luar Negeri, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan, keputusan melanjutkan kontak dengan Israel sebagian didasarkan karena adanya krisis kesehatan akibat Covid-19.

Dia menyebut antara ratusan ribu pemukim Israel yang tinggal di Tepi Barat, dan puluhan ribu pekerja Palestina yang pulang-pergi ke Israel setiap hari untuk bekerja, koordinasi diperlukan untuk membantu mencegah penyebaran virus. “Hidup kami sangat terkait antara kami dan Israel, dan tidak mungkin kami hanya melawan virus sendiri,” katanya.

Pada Februari lalu, Mahmoud Abbas mengatakan, Palestina akan memutuskan semua hubungan dengan AS dan Israel, termasuk yang berkaitan dengan keamanan. Itu merupakan respons Abbas atas rencana perdamaian Timur Tengah yang disusun pemerintahan Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement