Selasa 27 Sep 2022 04:47 WIB

Polisi Bentrok dengan Pengunjuk Rasa Iran di London dan Paris

Demonstrasi serupa untuk mendukung perempuan Iran telah terjadi di seluruh dunia.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ani Nursalikah
Gambar tahanan politik yang telah meninggal berdiri di tengah-tengah protes ketika warga Amerika keturunan Iran dan lainnya berkumpul di dekat Perserikatan Bangsa-Bangsa Rabu, 21 September 2022, di New York, saat mereka berkumpul dan menuntut penuntutan Presiden Iran Ebrahim Raisi, atas perannya dalam apa yang dikatakan oleh para aktivis dan penyelidik dalam pembantaian tahanan politik tahun 1988. Polisi Bentrok dengan Pengunjuk Rasa Iran di London dan Paris
Foto: ap/Craig Ruttle
Gambar tahanan politik yang telah meninggal berdiri di tengah-tengah protes ketika warga Amerika keturunan Iran dan lainnya berkumpul di dekat Perserikatan Bangsa-Bangsa Rabu, 21 September 2022, di New York, saat mereka berkumpul dan menuntut penuntutan Presiden Iran Ebrahim Raisi, atas perannya dalam apa yang dikatakan oleh para aktivis dan penyelidik dalam pembantaian tahanan politik tahun 1988. Polisi Bentrok dengan Pengunjuk Rasa Iran di London dan Paris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Polisi bentrok dengan demonstran yang berusaha mencapai kedutaan besar Iran di London, Inggris, dan Paris, Prancis. Polisi Prancis menembakkan gas air mata dan menggunakan taktik antihuru-hara untuk mencegah ratusan orang yang memprotes di Ibu Kota berbaris dengan misi diplomatik Teheran pada Ahad (25/9/2022).

Di London, polisi mengatakan mereka melakukan 12 penangkapan dan lima petugas terluka serius ketika para demonstran mencoba menerobos penghalang yang melindungi kedutaan besar Iran di Inggris. Para demonstran di Paris berkumpul untuk hari kedua berturut-turut untuk mengekspresikan kemarahan atas kematian Mahsa Amini menyusul penangkapannya oleh polisi moral Iran–dan untuk menunjukkan solidaritas dengan protes mematikan yang meletus di Iran.

Baca Juga

Demonstrasi serupa untuk mendukung perempuan Iran telah terjadi di seluruh dunia. Demonstrasi dimulai dengan damai di Trocadero Square di pusat Ibu Kota Prancis. Beberapa pengunjuk rasa meneriakkan "Matilah Republik Islam" dan slogan-slogan menentang Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Tetapi polisi dengan baju besi antihuru-hara lengkap, didukung oleh barisan van, menghalangi jalan para pengunjuk rasa ketika mereka berusaha mendekati kedutaan Iran tidak jauh dari situ. Polisi kemudian menembakkan gas air mata. Dalam sebuah pernyataan, polisi Paris mengatakan, pada beberapa kesempatan kelompok mencoba menerobos penghalang jalan yang didirikan di dekat kedutaan Iran. Polisi menggunakan gas air mata untuk mengusir mereka.

Mereka mengatakan sekitar 4.000 orang berkumpul untuk demonstrasi. Satu orang ditangkap karena"kemarahan dan pemberontakan dan satu petugas terluka ringan.

Melanggar Garis Polisi

Penggunaan gas air mata membuat marah para aktivis yang sudah kesal dengan pembicaraan Presiden Emmanuel Macron dan jabat tangan publik dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di sela-sela Majelis Umum PBB pekan lalu.

“Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa Iran di Paris dalam upaya melindungi kedutaan Republik Islam,” cuit aktivis hak-hak perempuan Iran yang berbasis di AS.

Nina, seorang Prancis-Iran yang berbasis di Paris yang meminta agar nama belakangnya tidak diungkapkan mengatakan Iran sepenuhnya dimobilisasi. “Kita harus bereaksi mengingat kita jauh dari tanah air kita, negara kita. Ini benar-benar saatnya kita semua berkumpul sehingga kita benar-benar dapat berbicara sehingga seluruh dunia dapat benar-benar mendengar suara kita,” tambah dia.

Ketegangan serupa terjadi di London, di mana gambar yang diposting di media sosial menunjukkan pengunjuk rasa berusaha menerobos penghalang keamanan polisi di luar kedutaan Iran di sana.

"Batu, botol, dan proyektil lainnya dilemparkan dan sejumlah petugas terluka. Sedikitnya lima orang dirawat di rumah sakit dengan luka-luka termasuk patah tulang,” ujar Polisi Metropolitan London.

Sebelumnya, polisi mengatakan sejumlah besar pengunjuk rasa telah berkumpul di luar kedutaan dengan kelompok besar yang berniat menyebabkan kekacauan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement