Senin 08 Mar 2021 19:30 WIB

Makam Kaisar Romawi Augustus Dibuka Kembali

Makam kaisar Romawi baru selesai direnovasi.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Makam Kaisar Romawi Augustus Dibuka Kembali. Foto ilustrasi: Istana megah dan luas yang dibangun oleh Kaisar Romawi Nero hampir 2.000 tahun yang lalu telah menyimpan rahasia. Saat mengerjakan restorasi pada 2019, para arkelogi menemukan ruang rahasia (Ilustrasi Istana Kaisar Romawi)
Foto: Piqsels
Makam Kaisar Romawi Augustus Dibuka Kembali. Foto ilustrasi: Istana megah dan luas yang dibangun oleh Kaisar Romawi Nero hampir 2.000 tahun yang lalu telah menyimpan rahasia. Saat mengerjakan restorasi pada 2019, para arkelogi menemukan ruang rahasia (Ilustrasi Istana Kaisar Romawi)

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Sebuah makam kuno baru saja direnovasi. Makam ini merupakan pendiri Kekaisaran Romawi Augustus dan telah dibuka kembali untuk umum di ibu kota Italia setelah diabaikan selama berabad-abad.

"Hingga saat ini kami selalu mengetahuinya sebagai reruntuhan, tetapi  ternyata ini adalah salah satu monumen kuno terpenting," jelas Alessia, pemandu wisaya yang membawa sekelompok kecil pengunjung ke rute labirin.

Baca Juga

Makam ini sangat megah, mereka belum pernah melihat yang seperti ini di Roma.

Makam ini dibangun di tepi Sungai Tiber antara 28 dan 23 SM. Ini adalah monumen yang luas dan menjulang tinggi untuk Augustus, keponakan dari Julius Caesar yang membangun Kekaisaran Romawi selama 40 tahun pemerintahannya.

Pangkal silinder berdiameter 90 meter, di atasnya ditanami gundukan pohon cemara. Di puncak, patung perunggu kaisar berdiri berjaga, dengan total tinggi hingga 45 meter.

Di tengah makam, awalnya dibalut marmer putih dan travertine, adalah ruang pemakaman yang disediakan untuk Augustus dan istrinya Livia, sementara di sekitar mereka adalah kamar-kamar yang disediakan untuk anggota dinasti mereka.

Namun bangunan ini telah rusak dan reruntuhannya pun ditumbuhi rumput liar, orang Romawi modern menggambarkannya sebagai gigi busuk.

Walikota Virginia Raggi bersukacita saat melihat sebuah mahakarya kuno Romawi, harta karun yang tak ternilai, dipulihkan ke kemegahan penuhnya.

Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, makam kekaisaran kehilangan keistimewaannya sebagai situs pemakaman dan seperti monumen Romawi lainnya digunakan untuk berbagai keperluan oleh generasi berikutnya.

Tak hanya makam, sebenarnya area tersebut merupakan benteng di Abad Pertengahan, lalu taman Renaisans, arena pertarungan banteng dan kerbau, dan pada awal 1900-an gedung konser dibangun di atasnya.

Makam itu ditampilkan kembali ke publik pada tahun 1930-an oleh diktator fasis Benito Mussolini, yang berusaha menampilkan rezimnya sebagai pewaris kekaisaran Romawi kuno.

Sebagai hasil dari semua konversi ini, hanya 30 persen dari monumen asli yang tersisa, dan harta rampasan Augustus dan keluarganya telah lama hilang.

Tapi restorasi alun-alun di depan gedung, yang saat ini terletak tujuh meter di bawah permukaan tanah, membuatnya lebih telrihat. Kini mendapat perhatian yang layak.

Makam itu ditutup pada 2007 padahal renovasi belum selesai, terbukti dengan derek yang menjorok di lokasi dan segerombolan kontraktor yang ramai seperti semut.

Seperti itulah skala bangunan yang diyakini para ahli bahwa Augustus mungkin terinspirasi oleh makam Alexander Agung di Aleksandria di Mesir, atau makam Halicarnassus, sekarang di Turki, yang dianggap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno.

Gianluca Carli, seorang pria Romawi berusia 38 tahun, kewalahan setelah kunjungan pertamanya.

"Ada banyak emosi, sebagai orang Romawi yang mencintai kotanya, gagasan untuk mendapatkan kembali bagian dari warisan saya. Aku merasa agak seperti wali kota ini. Jadi bisa menginjakkan kaki lagi di makam seperti itu, sangat indah," kata Carli dilansir di gulftoday.ae.

Saat ini Roma masih sepi dari wisatawan berkat pembatasan pandemi Covid-19, tetapi tiket untuk musim tetap dapat diakses secara online hingga akhir Juni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement