Senin 01 Feb 2021 22:26 WIB

Rusia: Pemerintahan Biden Tunjukan Kemauan Kontrol Senjata

Rusia menyambut baik komitmen pemerintah Biden kontrol senjata

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyambut baik komitmen pemerintah Biden kontrol senjata
Foto: Reuters
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyambut baik komitmen pemerintah Biden kontrol senjata

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia mengapresiasi pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden karena bersedia terlibat dalam perjanjian pengendalian senjata. Moskow dan Washington baru-baru ini setuju memperpanjang New START (Strategic Arms Reduction Treaty).

"Kami melihat pemerintahan baru Presiden (Joe) Biden menunjukkan kemauan politik ini. Mereka bahkan sudah membuat proposal selama lima tahun," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, pada Ahad (31/1).

Baca Juga

Peskov mengisyaratkan telah menelaah proposal tersebut. "Ini adalah proposal yang sangat bagus yang pasti segera mendapat dukungan Rusia," ucapnya.

Pada Rabu pekan lalu, dua majelis parlemen Rusia telah melakukan pemungutan suara dan sepakat untuk memperpanjang perjanjian New START selama lima tahun. Presiden Rusia, Vladimir Putin, pun menandatangani rancangan undang-undang terkait perpanjangan tersebut. 

New START seharusnya berakhir pada 5 Februari mendatang. Diperpanjangnya perjanjian tersebut bakal menjaga Amerika Serikat dan Rusia agar tak terlibat perlombaan senjata seperti pada era Perang Dingin.

New START ditandatangani Amerika Serikat dan Rusia pada 2010. Perjanjian itu melarang kedua negara mengerahkan lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir, membatasi rudal, dan pembom berbasis darat serta kapal selam yang mengirimnya.

Sebelumnya Amerika Serikat dan Rusia juga terikat dalam perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF). Perjanjian itu bubar setelah kedua negara saling tuding melanggar poin-poin kesepakatan.

INF ditandatangani pada 1987. Dia melarang Washington dan Moskow memproduksi dan memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement