Kamis 28 Jan 2021 21:00 WIB

WHO: Varian Baru Virus Corona Menyebar ke 70 Negara

WHO mengatakan lebih banyak penelitian diperlukan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Seorang wanita membawa belanjaan sebelum diberlakukannya jam malam di Marseille, Prancis, Ahad (10/1). Menanggapi adanya temuan varian baru Covid-19 di kota Marseille, otoritas setempat akan memberlakukan jam malam lebih awal. Semula, aktivitas masyarakat berhenti pukul 8 malam dan kini menjadi pukul 6 sore hingga 6 pagi keesokan harinya.
Foto: AP / Daniel Cole
Seorang wanita membawa belanjaan sebelum diberlakukannya jam malam di Marseille, Prancis, Ahad (10/1). Menanggapi adanya temuan varian baru Covid-19 di kota Marseille, otoritas setempat akan memberlakukan jam malam lebih awal. Semula, aktivitas masyarakat berhenti pukul 8 malam dan kini menjadi pukul 6 sore hingga 6 pagi keesokan harinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian baru SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 telah menyebar ke 70 negara. Menyebarnya varian tersebut telah memicu kekhawatiran tentang keefektifan vaksin yang sudah dikembangkan.

Dalam pembaruan epidemiologinya, WHO mengungkapkan varian baru SARS-Cov-2 yang pertama kali ditemukan di Inggris telah menyebar ke 70 negara. "Varian itu, yang dikenal sebagai VOC 202012/01 dan telah terbukti menularkan lebih mudah daripada varian virus sebelumnya, dengan demikian telah menyebar ke 10 negara lagi selama sepekan terakhir," kata WHO pada Rabu (27/1), dikutip laman Daily Sabah.

Baca Juga

WHO menyebut, varian baru SARS-Cov-2 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan (Afsel) juga telah menyebar ke 31 negara. Sepekan terakhir, terdapat delapan negara yang melaporkan kasus virus corona tersebut.

WHO menyebut studi laboratorium telah menemukan bahwa varian 501Y.V2 kurang rentan terhadap netralisasi antibodi dibandingkan varian sebelumnya. Hal itu menimbulkan kekhawatiran serius bahwa varian tersebut menimbulkan risiko infeksi ulang yang tinggi. Selain itu, varian terkait dapat menghambat efektivitas sejumlah vaksin Covid-19 yang masuk ke pasar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement