Selasa 24 Nov 2020 08:41 WIB

Turki Marah, Kapal Kargonya Mau Digeledah Tentara Jerman

Turki menegaskan kapal membawa bantuan kemanusiaan, dan Jerman langgar hukum.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Kapal kargo
Foto: ap
Ilustrasi Kapal kargo

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki melayangkan protes ke Jerman dan Uni Eropa (UE) terkait upaya penggeledahan terhadap kapal kargo mereka, Senin (23/11). Pasukan keamanan Berlin yang tergabung dalam misi militer Uni Eropa naik dan mencoba menggeledah kapal yang dicurigai membawa senjata ke Libya secara ilegal.

Turki merilis rekaman yang menunjukkan orang-orang bersenjata berseragam militer mengumpulkan para pelaut dengan tangan di atas kapal Roseline A, saat berada di wilayah di laut barat daya semenanjung Peloponnese Yunani. Ankara mengatakan kapal tersebut membawa bantuan kemanusiaan dan tentara Jerman telah melanggar hukum internasional dengan tidak menunggu izin dari otoritas Turki untuk naik. Mereka memanggil duta besar Uni Eropa, Jerman dan Italia untuk mendengarkan protes.

Baca Juga

Sebelum protes itu muncul, tentara dari fregat Hamburg, bagian dari misi UE yang memberlakukan embargo senjata PBB, naik ke Roseline A. Namun, pasukan ini langsung mundur setelah Turki mengajukan keberatan dengan misi UE yang telah memerintahkan penggeledahan.

Jerman mengatakan, keputusan naik ke kapal dilakukan setelah empat jam berlalu tanpa jawaban atas permintaan untuk naik. Langkah ini adalah praktik standar sebagai izin implisit. "Semua prosedur diikuti dengan benar," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman.

Turki mendukung pemerintah yang diakui secara internasional di Libya dalam perangnya melawan pemberontak yang didukung Rusia dan Mesir di timur. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy, mengatakan kapten Roseline telah berbagi informasi dengan Hamburg tentang perjalanan kapal dan jalurnya.

Meski begitu, Aksoy menyatakan, pada pukul 17:45, Tentara dari Operasi Irini naik ke kapal dan melakukan pemantauan' yang berlangsung berjam-jam. "Kami memprotes tindakan ini, yang dilakukan dengan paksa dan tanpa otorisasi (dan) mempertahankan hak untuk mencari kompensasi," ujarnya.

Kapal kontainer seberat 16 ribu ton itu meninggalkan pelabuhan Turki Gemlik dekat Bursa pekan lalu. Menurut data Refinitiv Eikon, kapal ini terakhir terlihat menuju barat daya menuju Libya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement