Senin 26 Sep 2022 11:18 WIB

Retno Tagih Utang GNB Atas Kemerdekaan Palestina

Membebaskan Palestina dari penjajahan adalah utang Gerakan Non-Blok.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi  menghadiri pertemuan tingkat menteri Gerakan Non-Blok (GNB) tentang Palestina di New York, Amerika Serikat (AS) dan menagih untang GNB untuk memerdekaan Palestina
Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri pertemuan tingkat menteri Gerakan Non-Blok (GNB) tentang Palestina di New York, Amerika Serikat (AS) dan menagih untang GNB untuk memerdekaan Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan tingkat menteri Gerakan Non-Blok (GNB) tentang Palestina di New York, Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu. Dalam pertemuan tersebut, Retno menagih utang GNB atas kemerdekaan Palestina.

"Salah satu alasan mengapa isu Palestina tetap berada dalam agenda Gerakan Non-Blok dan masih belum terselesaikan adalah karena adanya kesenjangan antara komitmen dengan apa yang sesungguhnya dilaksanakan oleh GNB," kata Retno dalam keterangan pers Kemenlu RI, Senin (26/9/2022).

"Kita tidak melakukan walk the talk kita hanya bicara, tapi tidak berbuat," ujarnya menambahkan. Menurut Retno, dalam sepekan terakhir dunia membicarakan mengenai krisis global. Namun, satu isu seperti terlewatkan, yakni isu Palestina.

"Satu hal yang tidak boleh kita lewatkan adalah komitmen kita untuk Palestina. Membebaskan Palestina dari penjajahan adalah 'utang' kita bersama," tegas Menlu.

Retno menyampaikan, Indonesia merasa bangga dapat berdiri di jajaran paling depan dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina serta menyampaikan kembali komitmen teguh Indonesia untuk mendukung solusi dua negara (two-state solution). Retno menegaskan, GNB seharusnya dapat memainkan peran lebih besar dalam mendorong dimulainya proses perdamaian sebab GNB terdiri atas 120 negara, yang artinya memiliki 60 persen suara di PBB.

"Ini jelas akan membawa perbedaan dan saat ini, terdapat lima negara GNB yang menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB," kata Retno.

Retno mengajak GNB merapatkan barisan dan menyatukan posisi untuk melakukan upaya-upaya perdamaian bagi Palestina. Mengingatkan pernyataan Sekjen PBB terkait adanya kekerasan yang terus berlanjut di Palestina yang dapat menghambat proses perdamaian bagi rakyat Palestina.

"Dengan 139 negara telah mengakui Palestina sebagai negara, kita harus terus berjuang untuk kemerdekaan Palestina, hingga kemerdekaan Palestina tercapai," ucap Retno dalam pertemuan tersebut.

Komite Palestina GNB adalah salah satu kelompok kerja di GNB yang dibentuk untuk memperkuat dukungan GNB untuk kemerdekaan Palestina. Pertemuan di New York kali ini dipimpin oleh Azerbaijan, selaku Ketua GNB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement