Rabu 06 Jul 2022 10:46 WIB

Harga Pangan Naik, Ahli Gizi di Sekolah Jepang Sajikan Menu Makan Siang Hemat

Kenaikan harga pangan membuat para ahli gizi di sekolah umum Jepang memutar otak

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Murid SD kelas tiga menikmati makan siang bersama di sebuah sekolah di Tokyo, Jepang.
Foto: EPA
Murid SD kelas tiga menikmati makan siang bersama di sebuah sekolah di Tokyo, Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kenaikan harga pangan membuat para ahli gizi di sekolah umum Jepang memutar otak untuk menyajikan makan siang bergizi bagi para siswa. Ahli gizi di sebuah sekolah menengah di timur Tokyo, Kazumi Sato, telah menerima pemberitahuan tentang kenaikan harga bahan pangan.

Kesulitan ekonomi yang dihadapi  keluarga siswa, membuat pihak berwenang setempat enggan menyerahkan beban makan siang sekolah kepada mereka. Sato mengatakan, kenaikan harga pangan membuat dia melakukan penyesuaian dalam menyajikan menu makan siang di SMP Senju Aoba. Sato juga harus memikirkan agar dapur sekolahnya bisa tetap berhemat.

"Saya mencoba memasukkan buah-buahan musiman sekali atau dua kali sebulan, tetapi sulit untuk sering melakukannya," kata Sato kepada Reuters di sekolah.

Sato mengatakan dia mengganti buah segar yang harganya mahal di Jepang, dengan agar-agar atau sepotong kue.  Dia menggunakan tauge sebagai alternatif sayuran murah. Tetapi dia khawatir akan kehabisan ide jika harga bahan pangan terus naik.

"Saya tidak ingin mengecewakan anak-anak dengan apa yang mungkin mereka rasakan sebagai makanan yang menyedihkan," kata Sato.

Inflasi menjadi isu politik yang semakin meningkat di Jepang. Negara ini tidak terbiasa dengan kenaikan harga yang tajam. Banyak rumah tangga merasakan tekanan akibat kenaikan harga pangan. Sementara bagi sekolah, melonjaknya harga makanan mempengaruhi sumber makanan penting bagi keluarga Jepang berpenghasilan rendah.

Sato mengatakan, saat ini sekaleng minyak goreng 18 liter dibanderol bharga 1.750 yen. Harga ini lebih tinggi daripada tahun lalu. Sementara harga bawang naik dua kali lipat.  Pemerintah memberlakukan persyaratan gizi yang ketat untuk sekolah umum. Hanya ada sedikit ahli gizi yang bisa memenuhi makan siang bergizi sebelum sekolah dipaksa menaikkan harga untuk keluarga siswa.

Pihak berwenang ingin menghindari kenaikan harga paket makan siang di sekolah umum, karena keluarga miskin akan berhemat pada makanan bergizi di rumah. Para pendidik dan pejabat publik mengatakan, beberapa anak yang kembali ke sekolah dari liburan musim panas tampak lebih kurus.

Di wilayah Adachi, Tokyo, makan siang di sekolah menengah umum seharga 334 yen. Dari harga tersebut 303 yen ditanggung oleh keluarga. Sebagai bagian dari langkah-langkah bantuan, pada April pemerintah nasional mengatakan akan menyediakan dana untuk membantu sekolah mengatasi kenaikan biaya makan. Daerag Adachi berencana untuk menggunakan bantuan dana itu dan anggaran ekstranya sendiri, untuk menghindari beban kenaikan harga terhadap keluarga.

Namun Sato mengkhawatirkan prospek kenaikan harga energi dan pangan lebih lanjut. Terutama menjelang akhir tahun ajaran ketika dana yang dialokasikan mulai habis.

"Musim hujan berakhir awal tahun ini, jadi mungkin ada dampak besar pada sayuran. Saya khawatir tentang seperti apa harga di musim gugur dan seterusnya," kata Sato.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement