Kamis 21 Apr 2022 13:09 WIB

Ramos Horta Deklarasikan Kemenangan dalam Pilpres Timor Leste

Ramos-Horta mengamankan kemenangan 62 persen setelah total penghitungan suara.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Kandidat presiden Timor Leste yang juga mantan Presiden Jose Ramos-Horta menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suaranya di tempat pemungutan suara pada pemilihan di Dili, Timor Leste pada 19 Maret 2022.
Foto: AP Photo/Lorenio Do Rosario Pereira
Kandidat presiden Timor Leste yang juga mantan Presiden Jose Ramos-Horta menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suaranya di tempat pemungutan suara pada pemilihan di Dili, Timor Leste pada 19 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, DILI -- Pemimpin kemerdekaan dan peraih Nobel Jose Ramos-Horta menyatakan kemenangan dalam pemilihan presiden (Pilpres) Timor Leste. Pada Kamis (21/4/2022) ia mengatakan, bahwa dirinya telah mendapatkan dukungan luar biasa dan mulai akan bekerja untuk mendorong dialog dan persatuan.

Data dari badan administrasi pemilihan negara (STAE) menunjukkan Ramos-Horta mengamankan kemenangan 62 persen setelah total penghitungan suara putaran kedua Selasa kemarin dihitung. Ia berada jauh di depan lawannya, presiden petahana Francisco Lu Olo Guterres dengan perolehan suara 37 persen.

Baca Juga

"Saya telah menerima mandat ini dari rakyat kami, dari negara dalam demonstrasi besar-besaran atas komitmen rakyat kami terhadap demokrasi," kata Ramos-Horta kepada wartawan di Dili.

Negarawan berusia 72 tahun ini adalah salah satu tokoh politik paling terkenal di Timor Lorosa'e. Ia sebelumnya menjabat sebagai presiden dari 2007-12, serta perdana menteri dan menteri luar negeri sebelum itu.

Mengatasi kekhawatiran atas ketidakstabilan politik di negara, Ramos-Horta mengatakan dia akan bekerja untuk menyembuhkan perpecahan di Timor Timur, atau yang juga dikenal sebagai Timor Leste. "Saya akan melakukan apa yang selalu saya lakukan sepanjang hidup saya. Saya akan selalu melakukan dialog, dengan sabar, tanpa henti, untuk menemukan titik temu untuk menemukan solusi atas tantangan yang dihadapi negara ini," katanya.

Ramos-Horta mengatakan dia belum berbicara dengan saingannya dalam pemilihan Lu Olo. Namun telah menerima undangan dari kantor presiden untuk membahas penyerahan kekuasaan.

Rumah bagi 1,3 juta orang, negara setengah pulau dan mayoritas Katolik Roma di Timor Timur telah bertahun-tahun bergulat dengan serangan ketidakstabilan politik dan tantangan diversifikasi ekonominya, yang sebagian besar bergantung pada minyak dan gas.

Ramos-Horta mengatakan dia mengharapkan Timor Leste menjadi anggota ke-11 dari blok regional Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam tahun ini atau paling lambat tahun depan. Timor Leste saat ini menyandang status pengamat di ASEAN.

Presiden terpilih bakal dilantik pada 20 Mei atai bertepatan dengan ulang tahun kedua puluh pemulihan kemerdekaan negara itu. Ia mengatakan dia akan bekerja dengan pemerintah untuk menanggapi tekanan ekonomi global, termasuk dampak pada rantai pasokan dari perang di Ukraina dan COVID -19 lockdown di China.

"Tentu saja, kita mulai merasakannya di sini di Timor Leste. Harga minyak naik, beras naik, itulah kenyataan yang terjadi di dunia. Perlu kepemimpinan yang bijaksana," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement