Sabtu 17 Apr 2021 20:11 WIB

Pimpinan Junta Myanmar akan Hadiri KTT ASEAN di Indonesia

Kelompok anti-kudeta militer menolak keabsahan pemerintahan Min Aung Hlaing.

Anak-anak dan pengunjuk rasa anti-kudeta membawa pot dengan bunga dan daun untuk menandai festival Thingyan pada hari Selasa 13 April 2021 di Yangon, Myanmar.
Foto: AP/AP
Anak-anak dan pengunjuk rasa anti-kudeta membawa pot dengan bunga dan daun untuk menandai festival Thingyan pada hari Selasa 13 April 2021 di Yangon, Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA  -- Pimpinan junta Myanmar, Min Aung Hlaing dijadwalkan untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Indonesia pada 24 April mendatang. Demikian disampaikan pernyataan juru bicara kementerian luar negeri Thailand pada Sabtu, terkait perjalanan luar negeri pertama sejak kudeta yang dilakukan pada 1 Februari lalu.

Myanmar berada dalam pergolakan sejak Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh pejuang demokrasi Aung San Suu Kyi. Menurut kalangan aktivis, bentrokan ini menewaskan setidaknya 728 orang.

Baca Juga

Dalam kekerasan terakhir, pasukan keamanan menembak dan menewaskan dua orang di kota tambang batu rubi Mogok. Negara-negara tetangga Myanmar telah mencoba untuk mendorong pembicaraan antara pihak yang berseberangan untuk menyelesaikan krisis. Namun militer telah menunjukkan sedikit kesediaan untuk terlibat dengan mereka atau berbicara dengan pemerintah yang digulingkan.

"Sejumlah pemimpin ASEAN yang beranggotakan 10 negara --  Myanmar menjadi anggotanya -- telah mengonfirmasi kehadiran mereka pada pertemuan di ibu kota Indonesia, Jakarta, termasuk Min Aung Hlaing," kata juru bicara Thailand, Tanee Sangrat.

Seorang juru bicara junta Myanmar tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar. Pemerintah Myanmar yang digulingkan kemungkinan akan mengecam partisipasi kepala junta dalam pertemuan itu. Para politikus pro demokrasi, termasuk para anggota parlemen yang digulingkan, mengumumkan pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional (NUG) pada Jumat, termasuk Suu Kyi dan para pemimpin etnis minoritas dan protes anti kudeta.

NUG menyatakan diri sebagai otoritas politik yang sah. Mereka telah menyerukan pengakuan internasional dan ASEAN untuk menolak partisipasi Min Aung Hlaing dalam pertemuan tersebut dan mengundang NUG sebagai gantinya. Perwakilan dari NUG tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement