Jumat 05 Mar 2021 14:49 WIB

Youtube Tutup Akun Lima Stasiun Televisi Myanmar

Penutupan dilakukan di tengah unjuk rasa mematikan di negara tersebut.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Pengunjuk rasa anti-kudeta melepaskan alat pemadam kebakaran untuk melawan dampak gas air mata yang ditembakkan oleh polisi anti huru hara selama demonstrasi di Yangon, Myanmar, Kamis, 4 Maret 2021. Demonstran di Myanmar yang memprotes kudeta militer bulan lalu kembali ke jalan pada hari Kamis, tidak gentar oleh pembunuhan sedikitnya 38 orang pada hari sebelumnya oleh pasukan keamanan.
Foto: AP
Pengunjuk rasa anti-kudeta melepaskan alat pemadam kebakaran untuk melawan dampak gas air mata yang ditembakkan oleh polisi anti huru hara selama demonstrasi di Yangon, Myanmar, Kamis, 4 Maret 2021. Demonstran di Myanmar yang memprotes kudeta militer bulan lalu kembali ke jalan pada hari Kamis, tidak gentar oleh pembunuhan sedikitnya 38 orang pada hari sebelumnya oleh pasukan keamanan.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Perusahaan induk Youtube, Alphabet Inc mengumumkan menutup lima saluran stasiun televisi pemerintah militer Myanmar dari situs berbagi video tersebut. Langkah ini dilakukan saat perlawanan terhadap kudeta 1 Februari semakin menguat.

"Kami telah menutup sejumlah saluran dan menghapus beberapa video dari Youtube sesuai dengan pedoman komunitas kami dan hukum yang berlaku," kata juru bicara Youtube dalam pernyataannya menanggapi pertanyaan kantor berita Reuters, Jumat (5/3).

Baca Juga

Youtube mengatakan saluran jaringan penyiaran negara Myanmar Radio and Television (MRTV) salah satu saluran yang ditutup. Youtube juga menutup jaringan media milik militer Myawaddy Media, MWD Variety dan MWD Myanmar.

Penutupan ini dilakukan setelah unjuk rasa anti-kudeta paling mematikan sejak gelombang demonstrasi berlangsung. PBB melaporkan setidaknya 38 orang tewas termasuk satu orang petugas keamanan dalam unjuk rasa Rabu (3/3) lalu.

Militer Myanmar mengkudeta pemerintahan setelah menuduh pemilihan yang dimenangkan pemerintah Aung San Suu Kyi bulan November lalu diwarnai dengan kecurangan. Komisi pemilihan umum mengatakan, pemilihan berjalan dengan adil tapi militer menggunakan media untuk membenarkan kudeta mereka.

Baca juga : Dubes Myanmar untuk PBB yang Diangkat Militer Pilih Mundur

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement