Jumat 04 Dec 2020 15:00 WIB

Korsel Beli Vaksin Covid-19 Tiga Perusahaan Farmasi Global

KDCA menyisihkan 172 miliar won untuk membeli 60 juta dosin vaksin Covid-19

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Vaksin (ilustrasi)
Foto: AP Photo/LM Otero
Vaksin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Korea Selatan (Korsel) telah mencapai kesepakatan dengan AstraZeneca PLC untuk membeli kandidat vaksin Covid-19. Pemerintah Korsel mengatakan sedang dalam pembicaraan akhir dengan pembuat obat global termasuk AstraZeneca, Pfizer Inc dan Johnson & Johnson mengenai vaksin eksperimental mereka.

Korsel juga meluncurkan tinjauan awal produk AstraZeneca pada Oktober untuk kemungkinan persetujuan jalur cepat. Otoritas kesehatan menandatangani kontrak dengan perusahaan yang berbasis di Inggris pada 27 November, dan mendekati kesepakatan dengan Pfizer dan Johnson & Johnson. Keterangan ini mengutip seorang pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya.

Baca Juga

"Kesepakatan AstraZeneca telah dilakukan dan nota kesepahaman telah dicapai dengan Pfizer dan Johnson & Johnson. Namun negosiasi lebih lanjut diperlukan untuk menyelesaikan jumlah pasokan dan waktu pengiriman," kata pejabat itu seperti dikutip dari Reuters, Kamis (3/12).

Kantor berita Yonhap mengutip seorang pejabat kesehatan yang tidak disebutkan namanya menyebut bahwa perjanjian dengan AstraZeneca telah ditandatangani baru-baru ini. Pemerintah akan membuat pengumuman paling cepat pekan depan setelah menyelesaikan negosiasi dengan perusahaan lain.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan akan menyelesaikan pembahasan mengenai vaksin dan mengungkap hasil yang komprehensif segera. KDCA mengatakan 172 miliar won (Rp 2,29 triliun) disisihkan untuk membeli 60 juta dosis awal tahun ini.

Jumlah itu cukup untuk memvaksinasi sekitar 60 persen dari populasi negara yang berjumlah 52 juta, sekitar kuartal kedua 2021. KDCA telah mengamankan 20 juta dosis melalui fasilitas COVAX, platform alokasi vaksin Covid-19 internasional yang dipimpin bersama oleh WHO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement