Senin 26 Oct 2020 14:41 WIB

Perdana Menteri Malaysia Didesak Mundur Usai Penolakan Raja

Malaysia diguncang ketidakstabilan politik usai pengunduran diri Mahathir Mohamad

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin
Foto: Antara/Agus Setiawan
Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, menghadapi seruan untuk mengundurkan diri pada Senin (26/10). Kondisi itu terjadi akibat penolakan Raja Malaysia atas permintaannya untuk menyatakan keadaan darurat dalam memerangi Covid-19.

Muhyiddin telah meminta aturan darurat di tengah lonjakan baru infeksi di Malaysia dan pandemi global yang telah menghantam perekonomian. Namun, para kritikus menuduhnya menggunakan langkah itu sebagai dalih untuk menangguhkan kerja parlemen.

Baca Juga

Penolakan Raja Al-Sultan Abdullah terlihat semakin mengikis cengkeraman Muhyiddin pada kekuasaan. Hal itu terjadi sebulan setelah pemimpin oposisi, Anwar Ibrahim, mengatakan mendapat dukungan mayoritas di parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.

Tapi, penolakan itu menjadi umpan bagi para pemimpin partai lain dalam koalisi Muhyiddin dan oposisi. Mereka memintanya untuk mundur setelah tawaran itu ditolak. "Syukurlah, Yang Mulia Raja tidak terpengaruh oleh permainan politik yang dapat menyeret negara ke wilayah yang lebih kritis,” kata pemimpin senior di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Ahmad Puad Zarkashi.

Permintaan keadaan darurat dinilai upaya untuk tetap memeprtahankan kekuatan Muhyiddin terhadap posisinya. "Kesejahteraan masyarakat lebih penting. Seharusnya Muhyiddin mundur," kata Ahmad Puad.

Selain menolak permintaan keadaan darurat, Raja juga meminta politisi untuk mengakhiri politik yang dapat mengganggu kestabilan pemerintah. Dia menekankan pentingnya anggaran 2021 yang dijadwalkan akan ditetapkan di depan parlemen pada 6 November.

Negara di Asia Tenggara itu jatuh ke dalam ketidakstabilan politik pada akhir Februari setelah pengunduran diri perdana menteri sebelumnya, politisi veteran Mahathir Mohamad. Keputusan Mahathir mundur setelah koalisinya pecah dan mantan sekutunya Muhyiddin membentuk aliansi baru dengan UMNO untuk menjadi perdana menteri.

Dalam beberapa minggu, Muhyiddin dihadapkan pada krisis virus corona, tetapi koalisi baru yang berkuasa juga dilanda pertikaian. UMNO berusaha untuk memberikan pengaruh yang lebih besar.

Muhyiddin mengadakan rapat kabinet pada Senin yang dijadwalkan dimulai pada 11:30 waktu setempat. Dalam sebuah pernyataan pada Ahad, perdana menteri mengatakan kabinet akan membahas penolakan raja atas permintaannya. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement