REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Twitter mengatakan telah menghapus hampir 130 akun yang diduga berasal dari Iran saat debat calon presiden Amerika Serikat pertama yang berlangsung pada Selasa malam (29/9).
Platform media sosial itu mengatakan pada Rabu bahwa langkah tersebut didasarkan pada intelijen yang diberikan oleh FBI.
"Mereka berusaha mengganggu percakapan publik selama Debat Presiden AS 2020 yang pertama," kata situs mikroblog tersebut melalui akun Twitter Safety.
"Mereka memiliki keterlibatan yang sangat rendah dan tidak berdampak pada percakapan publik. Kapasitas dan kecepatan kami terus berkembang, dan kami akan tetap waspada," tambah Twitter.
Presiden Donald Trump dan saingannya dari Partai Demokrat Joe Biden berhadapan dalam debat panas pada Selasa menjelang pemilihan presiden 3 November.