Kamis 16 Jul 2020 13:37 WIB

Taiwan Latihan Militer di Tengah Ketegangan dengan China

Taiwan menurunkan ribuan personal, jet tempur hingga tank dalam latihan militer.

Pesawat jet tempur F-16 Taiwan.
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Pesawat jet tempur F-16 Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAICHUNG  -- Angkatan Darat, Laut, dan Udara Taiwan menggelar latihan militer penembakan langsung pada Kamis dengan simulasi untuk memukul mundur pasukan musuh. Latihan militer digelar di tengah ketegangan yang meningkat dengan China.

Sekitar 8.000 personel mengikuti latihan di Taichung tersebut. Jet tempur F-16 serta jet tempur Ching-kuo buatan lokal dengan sejumlah tank yang bergerak di wilayah daratan semak belukar menembakkan peluru kepada target di pantai.

Baca Juga

Latihan militer tahunan yang dinamai Han Kuang itu dijalankan dalam peningkatan aktivitas militer China di sekitar wilayah pulau Taiwan, termasuk penerbangan jet tempur dan pesawat pengebom.

"Latihan Han Kuang adalah kegiatan tahunan utama bagi pasukan bersenjata, mengevaluasi perkembangan kemampuan tempur. Bahkan, latihan ini akan menunjukkan pada dunia keteguhan dan upaya kami untuk mempertahankan wilayah," kata pemimpin Taiwan, Tsai Ing-wen, dalam pidato di hadapan para prajurit.

Tsai, yang kembali terpilih dalam pemilu pada Januari lalu, berjanji untuk pasang badan terhadap China dan menjadikan modernisasi militer sebagai prioritas. Pada tahun lalu, otoritas Taiwan mengesahkan anggaran pertahanan dengan kenaikan terbesar selama lebih dari satu dekade.

"Seperti yang telah saya katakan, keamanan nasional tidak mengandalkan 'sikap menjilat' namun pertahanan nasional yang solid. Semua pejabat dan prajurit kita adalah inti dari hal itu," ujar Tsai menambahkan.

Militer Taiwan dianggap terlatih dan mempunyai persenjataan baik yang kebanyakan dipasok dengan alat-alat buatan AS. Namun di sisi lain, China juga mempunyai kelebihan dari sisi jumlah serta tengah menambah peralatan mutakhir seperti pesawat siluman dan rudal balistik.

China mengakui Taiwan sebagai bagian dari negaranya di bawah kebijakan "Satu China", sedangkan Taiwan menolak hal itu. Taiwan juga menjadi salah satu titik konflik dalam ketegangan China-AS.

China meningkatkan tekanan terhadap Taiwan, menyebut Tsai berupaya keras memisahkan diri dan merdeka--suatu hal yang tidak dikehendaki oleh China. Tsai sendiri menyebut Taiwan telah menjadi negara merdeka bernama resmi Republik China.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement